Suasana Kongres Kebudayaan Bali IV Tahun 2024, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Jumat (6/12). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kongres Kebudayaan Bali IV digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar pada Jumat (6/12). Acara lima tahunan ini dibuka oleh Penjabat Gubernur Bali S.M Mahendra Jaya. Dalam kongres terungkap Bali meraih Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) tertinggi se-Indonesia.

Dipantau dari kanal YouTube Pemerintah Provinsi Bali, Mahendra menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga budaya Bali. Ia berharap kongres ini menjadi langkah konkret untuk melestarikan budaya Bali agar diwariskan kepada generasi mendatang.

Jangan sampai keindahan Bali hanya tinggal cerita atau terlihat di film dan YouTube. “Banyak yang bertanya, mengapa Bali begitu mempesona? Bali bagaikan ciptaan Tuhan dengan senyuman dan warisan budaya yang adiluhung,” kata Mahendra.

Mahendra mengapresiasi Majelis Kebudayaan Bali dan para stakeholder yang terus menjaga budaya Bali tetap kuat dan relevan. Namun demikian, ia menyoroti tantangan globalisasi, kemajuan teknologi, dan derasnya arus budaya asing yang masuk ke Bali. “Hebatnya Bali, budaya luar tidak ditolak begitu saja, tetapi disaring dan diubah menjadi karya budaya baru yang luar biasa,” ujarnya.

Baca juga:  Tambahan Kematian COVID-19 Bali Masih Tinggi, Hanya 1 Wilayah Sumbang Korban Jiwa 2 Digit

Ia menekankan pentingnya menjaga sumber daya air, memanfaatkan teknologi AI, dan meningkatkan daya saing SDM Bali. Ia mengajak para budayawan dan stakeholder untuk membahas kebudayaan secara holistik, mulai dari seni, ekonomi kreatif, hingga pengelolaan sumber daya alam dan manusia. “Mari kita duduk bersama untuk membahas cara menjaga Bali tetap harmonis dan lestari,” tegasnya.

Mengusung tema “Pokok Kebudayaan Daerah sebagai Akselerasi Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali,” kongres ini dihadiri sekitar 400 peserta, terdiri dari budayawan, akademisi, hingga pemangku kebijakan.

Baca juga:  Soal Bandara Buleleng, Gubernur Pastika akan Temui Menteri Luhut

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, M.Si., menyebutkan sebelum dilaksanakannya Kongres Kebudayaan Bali, telah digelar Diskusi Terpumpun (Focus Group Discussion) selama 6 hari. Dalam diskusi dibahas berbagai objek penguatan dan pemajuan kebudayaan dan 1 cagar budaya. FGD telah menghasilkan rumusan serta rekomendasi yang akan disempurnakan kembali setelah pelaksanaan sidang pleno ini.

Ia menyebutkan kegiatan Kongres Kebudayaan Bali IV ini dirangkai Pengukuhan Majelis Kebudayaan Bali (MKB) periode 2021-2026 yang dipimpin oleh Prof. Made Bandem sebagai Manggala Sabha Pemutus.

Arya mengatakan penyelenggaraan Kongres Kebudayaan Bali ini menjadi momentum yang cukup penting, karena pada tahun ini ada dua capaian prestasi yang disematkan kepada pemerintah dan masyarakat Bali dalam bidang kebudayaan.

Baca juga:  Anggaran Beasiswa Siswa SMA/SMK Swasta Dikembalikan

Capaian pertama adalah Provinsi Bali berhasil memperoleh nilai Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) tertinggi dengan nilai 71,36. Nilai ini jauh di atas rata-rata IPK Nasional yakni 57,13. Kedua, Provinsi Bali memperoleh Anugerah Kebudayaan Indonesia dari Kementerian Kebudayaan RI yang diserahkan pada 18 Desember 2024.

Setelah pembukaan, kegiatan sidang pleno kongres kebudayaan Bali 2024 dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Prof. Dr. I Made Bandem, M.A. (Budayawan), Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn. (Rektor ISI Denpasar), Prof. Dr. I Dewa Gde Palguna, S.H., M.H. (Akademisi Fakultas Hukum Universitas Udayana), dan Prof. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., Ph.D. (Akademisi Ilmu Budaya Universitas Udayana). (Ketut Winata/Dimas Bayu Erlangga/balipost)

 

BAGIKAN