Suasana Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali di Tingkat Provinsi Bali dalam Pemilihan Tahun 2024, Minggu (8/12). (BP/win)

MANGUPURA, BALIPOST.com – KPU Provinsi Bali menggelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali di Tingkat Provinsi Bali dalam Pemilihan Tahun 2024, di Jimbaran, Badung, Minggu (8/12).

Dalam hasil pleno tersebut, paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor 2, Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) unggul di seluruh kabupaten/kota di Bali dari paslon nomor 1, Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS).

Koster-Giri memperoleh sebanyak 1.413.604 suara. Sedangkan, Mulia-PAS memperoleh sebanyak 886.251 suara. Selisih keunggulan Koster-Giri mencapai 527.353 suara. Sedangkan, suara tidak sah di keseluruhan kabupaten/kota mencapai 64.620 suara.

Di Kota Denpasar, paslon Koster-Giri unggul tipis dari Mulia-PAS, yaitu selisih 319 suara. Mulia-PAS meraih suara sebanyak 145.440. Sedangkan, paslon Koster-Giri 145.759 suara. Suara tidak sah di Kota Denpasar mencapai 11.378 suara.

Baca juga:  Warung Terbakar, Satu Korban Tewas

Di Kabupaten Badung, paslon Koster-Giri unggul telak dari paslon Mulia-PAS. Koster-Giri meraih suara sebanyak 204.186 suara, sedangkan Mulia-PAS 111.062. Suara tidak sah di Kabupaten Badung sebanyak 7.354 suara.

Di Kabupaten Tabanan, perolehan suara paslon Koster-Giri juga unggul telak yaitu 204.031 suara. Sedangkan, paslon Mulia-PAS memperoleh 100.350 suara. Suara tidak sah di Kabupaten Tabanan sebanyak 5.702 suara.

Di Kabupaten Jembrana, paslon Koster-Giri juga unggul dengan perolehan suara sebanyak 97.402 suara. Sedangkan, Mulia-PAS memperoleh 73.468 suara. Suara tidak sah di Kabupaten Jembrana sebanyak 3.692 suara.

Di Kabupaten Buleleng, paslon Koster-Giri unggul telak dengan perolehan sebanyak 206.028 suara. Sementara, Mulia-PAS memperoleh 153.444 suara. Suara tidak sah di Kabupaten Buleleng mencapai 7.396 suara.

Begitu juga di Kabupaten Bangli. Paslon Koster-Giri unggul dari paslon Mulia-PAS, yaitu Koster-Giri memperoleh 112.125 suara. Sedangkan, Mulia-PAS hanya memperoleh 37.298 suara. Suara tidak sah di Kabupaten Bangli sebanyak 4.422 suara.

Baca juga:  Belum Cair, Bantuan COVID-19 Pemkab Badung ke Kelurahan

Di Kabupaten Karangasem, paslon Koster-Giri juga unggul dengan perolehan sebanyak 149.560 suara. Sedangkan, paslon Mulia-PAS memperoleh sebanyak 125.986 suara. Suara tidak sah di Kabupaten Karangasem tergolong tinggi, yaitu mencapai 10.557 suara.

Di Kabupaten Klungkung, paslon Koster-Giri unggul dari paslon Mulia-PAS. Dimana, Koster-Giri memperoleh suara sebanyak 71.044. Sedangkan, Mulia-PAS hanya memperoleh 48.841 suara. Sementara suara tidak sah di Kabupaten Klungkung mencapai 4.138 suara.

Di Kabupaten Gianyar, perolehan suara paslon Koster-Giri unggul telak dari Mulia-PAS dengan perolehan 223.469 suara. Sedangkan, Mulia-PAS hanya memperoleh sebanyak 90.362 suara. Suara tidak sah di Kabupaten Gianyar sebanyak 9.981 suara.

Sebanyak 2 orang saksi dari masing-masing paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali hadir dalam rekapitulasi ini. Dari hasil pembacaan pleno rekapitulasi, kedua saksi paslon tidak mempermasalahkan. Hanya saja, saksi paslon Mulia-PAS memberikan catatan terkait dengan pendistribusian C-6.

Baca juga:  PLH Bupati Gianyar Wisnu Wijaya Hadiri HUT Pramuka ke 57

Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan menegaskan partisipasi pemilih pada Pilgub Bali 2024 ini persis sama dengan Pilgub 2018 lalu, yaitu 71,9 persen. “Setelah kami menghitung ternyata partisipasi pemilih Pilgub Bali tahun 2018 dengan 2024 sama persis 71,9 persen, jadi tidak ada menurun. Kalau ini dibandingkan dengan model cara untuk melakukan pemuktahiran data pemilih pada saat 2018 itu adalah de facto, sekarang de jure. Mestinya kalau sekarang de facto mungkin lebih tinggi daripada kemarin. Karena kalau de jure seluruh masyarakat yang ber-KTP Bali dimana pun berada termasuk di dalamnya. Sehingga, memang ada pekerja migran kita yang keluar, ada yang sekolah-sekolah itu tercatat juga, sehingga membebani target kita di 2024 ini,” jelasnya. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN