Sejumlah pengendara melintas saat hujan mengguyur Bali. (BP/Melynia Ramadhani)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menjelang Nataru 2024, industri pariwisata Bali menunjukkan peningkatan kinerja, terutama di destinasi populer. Namun, anomali cuaca seperti hujan deras dapat memengaruhi aktivitas wisata dan transportasi.

Ketua BTB IB Agung Partha Adnyana, Selasa (17/12) mengatakan, seiring meningkatnya aktivitas pariwisata jelang Nataru di Bali, Bali juga perlu bersiap menghadapi risiko kenaikan PPN 12 persen. Karena kenaikan PPN dapat menaikkan harga paket wisata, memengaruhi daya beli wisatawan domestik, dan daya saing internasional.

Hal yang dapat dilakukan mengantisipasi hal itu adalah dengan fokus pada pariwisata berkualitas (eco-tourism, wellness tourism). Di samping juga terus meningkatkan layanan dan pengalaman untuk pasar premium dan mengoptimalkan efisiensi operasional melalui digitalisasi.

Baca juga:  Dari Atasi Kemacetan Ubud hingga Pelecehan Mahasiswi di Buleleng

Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan untuk memastikan kenyamanan wisatawan, perlunya mekanisme perlindungan wisatawan di area rawan banjir dan macet.

Seperti informasi cuaca real-time mengenai update prakiraan cuaca melalui media sosial. Selain itu juga perlu menyiapkan tim tanggap darurat untuk evakuasi dan koordinasi dengan BPBD serta menyiapkan rute alternatif.

“Pastikan jalur alternatif dan petugas untuk mengatur lalu lintas,” ujarnya. Juga diperlukan papan informasi risiko yang dipasang di jalur evakuasi dan tempat aman. “Dengan mitigasi cuaca, perlindungan wisatawan, dan fokus pada wisata berkualitas, pariwisata tetap optimis menjelang Nataru meski ada tantangan seperti anomali cuaca dan kenaikan PPN,” ujarnya.

Baca juga:  Salah Satu Paslon Tak Hadir, Dialog Kebangsaan Undiknas Batal Digelar

Sementara itu Pj. Gubernur Bali, SM. Mahendra Jaya mengatakan bahwa penyampaian informasi cuaca kepada publik sangat penting dilakukan, terutama terkait tingginya curah hujan di Bali. “Kita berupaya menyosialisasikan informasi, perkiraan cuaca, hingga potensi risiko bencana agar masyarakat semakin mengetahui kondisi terkini. Dengan adanya peringatan ini, masyarakat akan lebih waspada,” ujar Mahendra Jaya, Minggu lalu.

Menjelang libur Nataru yang diperkirakan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali, Mahendra Jaya menyampaikan bahwa pihaknya berupaya mencegah kejadian yang tidak diinginkan serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan wisatawan yang berlibur di Bali.

Baca juga:  Massa Nusa Penida Kecam AWK, Teriakan dan Kekecewaan Warnai Aksi Damai Itu

Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025. Fenomena seperti La Nina lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan cold surge (seruakan udara dingin) turut memengaruhi tingginya curah hujan dan gelombang di perairan Bali.

Untuk mendukung pelaku perjalanan atau wisatawan yang sedang merencanakan liburan ke Bali, BMKG menyediakan fitur Digital Weather for Traffic (DWT) yang memberikan informasi cuaca di jalur perjalanan, bandara, pelabuhan, hingga penyeberangan. (Citta Maya/Ketut Winata/balipost)

 

BAGIKAN