TABANAN, BALIPOST.com – Cuaca buruk dengan intensitas hujan tinggi dan gelombang laut mencapai 3-4 meter di pantai selatan Tabanan mengancam aktivitas melaut nelayan. Ketua Paguyuban Nelayan Bali, Ketut Arsana Yasa mengimbau para nelayan untuk lebih waspada dan mempertimbangkan risiko saat beraktivitas di laut selama kondisi ini berlangsung.
“Hingga Jumat depan, kondisi cuaca tidak mendukung untuk melaut. Saya sudah sampaikan imbauan melalui grup WhatsApp agar nelayan berhati-hati atau menunda melaut sementara waktu,” ujarnya, Rabu (18/12).
Menurut Arsana, informasi dari BMKG menunjukkan potensi angin kencang dengan kecepatan di atas 17 kilometer per jam dan gelombang tinggi hingga 3 meter merupakan siklus tahunan. Namun, ia menegaskan gelombang ini tidak akan memicu naiknya permukaan air laut ke daratan seperti yang terjadi di beberapa daerah pesisir lainnya.
Meskipun dihantui ancaman cuaca buruk, Plt. Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tabanan, I Gede Bogorada menyebutkan bahwa akhir tahun biasanya menjadi momen yang menjanjikan bagi nelayan. “Tangkapan ikan tetap menjanjikan, terutama di luar jenis lobster, dengan permintaan pasar yang tinggi menjelang akhir tahun. Hal ini berdampak pada lonjakan harga jual ikan di pasaran,” ungkapnya.
Bogorada menambahkan, kondisi ini sering kali menjadi peluang emas bagi nelayan, asalkan mereka tetap memprioritaskan keselamatan. Saat ini, Kabupaten Tabanan memiliki 98 kelompok usaha bersama (KUB) nelayan yang beranggotakan sekitar 15 nelayan per kelompok. Jumlah ini menunjukkan peningkatan tren dari tahun-tahun sebelumnya.
Arsana Yasa, yang juga anggota DPRD Tabanan, berharap nelayan dapat memanfaatkan peluang tangkapan akhir tahun dengan bijak. “Keselamatan harus menjadi prioritas. Jangan memaksakan melaut jika kondisi tidak memungkinkan, meskipun potensi tangkapan menjanjikan,” katanya. (Puspawati/balipost)