AMLAPURA, BALIPOST.com – Ironi Bali sebagai surganya pariwisata, salah satunya adanya krisis air bersih yang tidak kunjung teratasi. Sementara hotel dan vila menikmati keberlimpahan air, sebagian besar masyarakat di beberapa wilayah di Bali kesulitan mendapatkan air bersih.
Karangasem adalah wilayah langganan krisis air bersih. Warga asal Banjar Dinas Batumadeg I Nyoman Sumerta, mengungkapkan setiap musim kemarau pihaknya selalu membeli air untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.
“Sudah sering sekali beli air semenjak memasuki musim kemarau. Air yang dibeli hanya cukup untuk memenuhi segala kebutuhan, mulai dari memasak, mandi, mencuci dan yang lainnya sekitar satu bulan. Setelah itu kembali membeli air. Satu truk air bersih harganya sebesar Rp200 ribu,” ucapnya.
Ketika memasuki musim kemarau, sebagian besar masyarakat Karangasem mengalami krisis air bersih, khususnya bagi warga yang ada di pegunungan. PDAM pun sejauh ini belum mampu melayani seluruh masyarakat Bumi Lahar untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.
Sehingga saat musim kemarau warga mencari air di sumber mata air yang ada di wilayahnya, dan ada juga yang membeli air tanki dengan harga yang cukup mahal agar kebutuhan air bisa terpenuhi.
Humas Perusahan Umum Daerah (Perumda) Tirta Tohlangkir, Gede Dyantara Wangsa mengungkapakan, untuk jumlah pelanggan PDAM per bulan November 2024 sebanyak 43.401 pelanggan. “Jumlah ini tersebar di semua kecamatan,” ucapnya.
Dyantara Wangsa mengatakan, untuk pelayanan air bersih ke pelanggan tersebut pihkanya memanfaatkan puluhan sumber mata air. “Untuk sumber mata air permukaan sebanyak 17 dan sumber mata air bawah tanah (sumur bor) 19, yang tersebar di 8 Unit Pelayanan Kecamatan,” katanya.
Dia menjelaskan, setiap tahunnya tetap berupaya untuk menambah pelanggan. Upaya itu dengan cara menambah sambungan baru. “Setiap tahunnya pasti ada penambahan jumlah sambungan sesuai target pada anggaran perusahaan,” jelasnya.
Sementara itu, Kalak BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan pihaknya telah memetakan daerah yang berpotensi kesulitan air bersih saat memasuki kemarau. Dari 78 Desa/Kelurahan di Karangasem, sebanyak 37 Desa berpotensi kesulitan air bersih saat memasuki musim kemarau.
“Wilayah yang mengalami krisis air bersih saat musim kemarau yakni ada di Kecamatan Kubu ada Desa Ban bagian atas, Tianyar bagian atas, Tianyar Barat bagian atas, Desa Batu Ringgit, Tulamben, Sukadana, dan Dukuh. Sedangkan Kecamatan Abang ada Datah, Culik Bebandem ada Bhuana Giri. (Eka Parananda/balipost)