DENPASAR, BALIPOST.com – Siklon Tropis Pabuk yang terpantau di Laut Cina Selatan dengan kecepatan angin maksimum 35 knot (65 km/jam) dan tekanan udara minimum 1002 hPa tak berdampak bagi Bali. Namun, Bali mewaspadai cuaca ekstrem berupa hujan dan angin kencang karena masa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 meter) di Bali.
BMKG Wilayah III Denpasar mengeluarkan peringatan dini perihal potensi tinggi gelombang laut saat musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang mencapai 2 meter atau lebih di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan Samudera Hindia Selatan Bali.
Potensi hujan sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang juga akan terjadi di sebagian besar wilayah Bali. Tinggi gelombang laut di perairan Utara Bali berkisar antara 0.25-1.25 meter, di Perairan Selatan Baliberkisar antara 0.75-2 meter, di Selat Bali dan Selat Lombok berkisar antara 0.5-2 meter.
Kepala Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, mengungkapkan cuaca ekstrem yang terjadi pada saat Nataru disebabkan sebagian besar wilayah Bali sudah masuk musim hujan. Penyebab lainnya karena suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 28-30 derajat celcius.
Selain itu, masa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 meter). Untuk itu, masyarakat diimbau agar tetap waspada dampak cuaca ekstrem, seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Masyarakat umum, nelayan, pelaku kegiatan bahari agar mewaspadai potensi peningkatan kecepatan angin serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter bahkan lebih di perairan selatan Bali. Masyarakat juga diminta agar selalu memperhatikan informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca ekstrem. (Ketut Winata/balipost)