MANGUPURA, BALIPOST.com – Volume sampah kiriman di sepanjang bibir pantai di Kabupaten Badung tahun ini mengalami lonjakan signifikan. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, volume sampah kiriman meningkat sekitar 20 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 DLHK Badung, AA Gde Dalem, mengatakan lonjakan volume sampah ini mengingatkan pada kondisi serupa tahun 2021, di mana sampah kiriman juga membludak. Sebaliknya, dua tahun terakhir menunjukkan tren penurunan.
“Tahun ini, sampah kiriman laut di pesisir barat Badung cukup banyak, mulai dari Pantai Mengening hingga Pecatu. Namun, kawasan Samigita (Seminyak, Legian, dan Kuta) masih menjadi lokasi dengan sampah terbanyak,” ujar Gde Dalem pada Jumat (26/12).
Dijelaskan, hampir 800 ton sampah telah diangkut dari seluruh zona pantai barat ke Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwi dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung sejak 28 November hingga kini. Dari jumlah tersebut, sekitar 500 ton berasal dari kawasan Samigita.
Sementara itu, volume sampah yang masih berada di masing-masing Stasiun Transfer Operasional (STO) diperkirakan mencapai 500 ton.
“Peningkatan volume ini disebabkan oleh hujan yang memicu arus laut membawa sampah ke pantai,” ucapnya.
Puncak musim sampah kiriman diperkirakan berlangsung Januari hingga Maret 2025. DLHK Badung mengerahkan 800 petugas kebersihan, bekerja sama dengan Dinas PUPR, pedagang, dan pengelola objek wisata untuk menangani sampah. Alat berat seperti 13 unit loader, ekskavator, dan beach cleaner, serta 42 truk pengangkut telah dikerahkan. “Tambahan dua unit Crawler Carrier juga membantu proses pengangkutan sampah,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, Made Gede Dwipayana, melaporkan bahwa sampah plastik mulai terlihat menepi di Pantai Kedonganan sejak 10 hari lalu. Hingga kini, sekitar 100 ton sampah plastik telah dipindahkan ke STO Kedonganan, dan sisanya masih dalam tahap penanganan.
Dengan adanya lonjakan ini, kolaborasi lintas pihak menjadi kunci untuk mengatasi masalah sampah kiriman yang semakin kompleks di Kabupaten Badung. Musim puncak sampah kiriman diperkirakan terjadi pada Januari hingga Maret 2025. (Parwata/balipost)