Seorang wisatawan sedang naik sepeda sambil menikmati pemandangan pantai di Denpasar, Bali. Bali masih terus dibelit masalah-masalah lama yang hingga kini tidak kunjung dituntaskan mulai dari soal alih fungsi lahan, sampah, kemacetan dan ketimpangan pembangunan. (BP/Melynia Ramadhani)

DENPASAR, BALIPOST.com – Waktu terus berjalan, akhir tahun 2024 telah tiba dan tahun 2025 menjelang. Dari data dan angka di tahun 2024, ekonomi Bali memang menunjukkan pertumbuhan. Namun, Bali masih terus dibelit masalah-masalah lama yang hingga kini tidak kunjung dituntaskan mulai dari soal alih fungsi lahan, sampah, kemacetan dan ketimpangan pembangunan.

Hal tersebut terungkap dalam acara refleksi akhir tahun 2024 bersama Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya yang dikemas dengan coffee morning, di Gedung Kertha Sabha, Areal Kediaman Resmi Gubernur Bali, Jumat (27/12).

Pada soal ketimpangan pembangunan, Pj. Gubernur Mahendra mengakui masih terjadi. Hal ini terlihat dari target pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten/kota se-Bali pada tahun anggaran 2024 menunjukkan kesenjangan signifikan. Badung mencatat target PAD tertinggi sebesar Rp10,2 triliun, disusul Gianyar Rp1,76 triliun. Sementara Jembrana hanya mematok target PAD Rp205,6 miliar.

Baca juga:  Anak Usia 6 Tahun Tewas Tenggelam di Bekas Galian C Jumpai

Di sisi lain, ketergantungan Bali pada sektor pariwisata menimbulkan persoalan seperti alih fungsi lahan, kemacetan, kebersihan, dan sistem drainase yang tidak memadai. Sementara terkait current issue penguatan budaya, tantangan seperti globalisasi dan komersialisasi budaya menjadi sorotan.

Upaya Pemprov Bali antara lain memasukkan materi budaya lokal dalam kurikulum, mendorong desa wisata berkualitas, dan memperkuat peran Majelis Kebudayaan Bali. Namun, ia menegaskan perlunya kerja sama semua pihak.

Terakhir, berkaitan dengan persoalan SDM, ia mengutip data BPS Bali yang menyebut 70% penduduk Bali adalah kelompok usia produktif dengan rasio ketergantungan 42,2%. “Bonus demografi ini hal yang baik. Bayangkan jika penduduk non-produktif lebih banyak daripada produktif. Ini tantangan besar,” urainya.

Baca juga:  Dewa Kadek Rai Jadi Dirut Citilink

Ia mengajak masyarakat menjaga kedamaian dan membangun Bali dengan filosofi Tri Hita Karana dan Sad Kerthi. Di akhir acara, Pj. Gubernur Bali juga meluncurkan website dan soft opening kunjungan masyarakat ke Turyapada Tower.

Mahendra Jaya menginformasikan bahwa pembangunan tahap I Turyapada Tower telah rampung 100% dan berhasil mengatasi blank spot. Tower ini juga menjadi destinasi wisata dengan wahana seperti jembatan kaca dan pemandangan 360 derajat. Untuk kunjungan, masyarakat wajib mendaftar lewat www.turyapada.baliprov.go.id.

Baca juga:  Jadi Anggota DPRD Klungkung Termuda, Kedua Pemuda Ini dari Nusa Penida

Kadis Kominfos Gede Pramana menambahkan bahwa selama masa soft opening, jumlah pengunjung dibatasi 30 orang di pagi hari dan 30 orang di sore hari.

Pada kesempatan ini, Mahendra Jaya memberi penghargaan Bhawana Sewaka Nugraha bagi penggiat lingkungan dan Janahita Sewaka Nugraha kepada penggiat kesejahteraan sosial. Dua jenis penghargaan itu diserahkan pada acara Refleksi Akhir Tahun 2024 yang

Penghargaan Bhawana Sewaka Nugraha diberikan kepada Pembina Kehutanan dan Lingkungan Hidup I Made Teja dan 16 orang penggiat lingkungan hidup. Sedangkan Penghargaan Janahita Sewaka Nugraha diperuntukkan bagi 25 yayasan, komunitas, serta relawan penggiat kemanusiaan dan kesejahteraan sosial. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN