DENPASAR, BALIPOST.com – Layanan angkutan umum Trans Metro Dewata (TMD) terancam dihentikan pada 2025 karena masalah anggaran. Tahun depan anggaran untuk angkutan umum yang baru beroperasi 4 tahun ini rencananya disetop oleh Pemerintah Pusat.
Namun demikian, masalah anggara tersebut masih dalam pembahasan antara pemerintah pusat dan daerah. “Kami masih melakukan evaluasi, kita juga masih berupaya. Ini kan satu layanan publik yang bagus, jadi kita berusaha untuk tetap beroperasi,” ungkap Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, Jumat (27/12).
Terkait hal ini, para pengguna layanan transportasi publik merasa keberatan dengan kemungkinan dihentikannya operasional TMD. Bagi mereka, tidak semua warga di Bali memiliki kendaraan bermotor. Begitu juga tidak semua wisatawan punya uang berlebih untuk sewa kendaraan saat berwisata di Bali.
Pembuat petisi yang merupakan salah satu pengguna Bus TMD, Dyah Rooslina mengungkapkan bahwa para pelanggan bus TMD ini menolak jika operasional bus TMD dihentikan pada tahun 2025. Dikatakan, selain masyarakat umum dan wisatawan, anak sekolah masih sangat membutuhkan bus ini daripada harus mengendarai motor.
Apalagi jika belum cukup umur. Para orangtua pun terbantu dengan adanya bus ini karena tidak perlu was-was dengan keselamatan dan keamanan anak-anak mereka saat pergi dan pulang sekolah.
Demikian pula para mahasiswa, para pekerja, pedagang kecil serta masyarakat kalangan bawah dan masyarakat umum sangat terbantu dengan adanya transportasi publik ini. Bahkan, para disabilitas juga masih sangat membutuhkan bus TMD karena para disabilitas sensorik netra sangat tergantung dan sudah merasakan kemudahan layanan TMD tersebut.
“Jika keberadaan bus Trans Metro Dewata dihentikan operasionalnya, maka dipastikan akan menjadi kemunduran yang sangat signifikan pada sistem transportasi di Provinsi Bali karena tidak memiliki transportasi publik yang mumpuni,” ujarnya, Minggu (29/12).
Menurutnya, sebagai daerah wisata, transportasi publik yang aman, nyaman, bersih dengan tiket terjangkau sangat membantu dan dibutuhkan masyarakat maupun wisatawan di dalam aktivitasnya. Belum lagi dampak lainnya yaitu untuk mengurangi kemacetan yang tak terbendung yang tidak teratasi lebih dari 2 dekade.
Begitu juga dapat mengurangi efek terhadap global warming karena makin tingginya polusi udara yang diakibatkan oleh banyaknya kendaraan bermotor. Oleh karena itu, dikatakan bahwa masyarakat pengguna transportasi publik yang mencintai dan peduli pada Pulau Bali, meminta kepada Pemerintah Provinsi Bali agar operasional bus TMD terus dilanjutkan dan dikembangkan secara intensif dan ekstensif demi kepentingan masyarakat umum dan untuk mengurangi kemacetan. “Patut digarisbawahi, Trans Metro Dewata menjadi dasar untuk mengembangkan transportasi publik di masa mendatang,” tegasnya.
Manager Operasional PT Satria Trans Jaya, Ida Bagus Eka Budi P., mengungkapkan sepanjang 5 tahun terakhir penggunaan transportasi publik TMD mencapai 8.235.000 orang penumpang. Dengan rincian tahun 2020 sebanyak 183.677 orang penumpang, tahun 2021 sebanyak 1.885.091 orang penumpang, tahun 2022 sebanyak 2.390.745 orang penumpang, tahun 2023 sebanyak 2.074.339 orang penumpang, dan pada tahun 2024 (hingga 22 Desember) mengalami penurunan yang hanya mencapai 1.701.148 orang penumpang.
Terkait penurunan ini, dijelaskan karena sistem data yang digunakan berbeda. Data tahun 2020-2023 diperoleh dari APC (kamera di atas pintu depan), sedangkan data tahun 2024 diperoleh dari alat pembayaran (TOB dan QRIS). “Sehingga terjadi penurunan data jumlah penumpang setelah menggunakan data alat pembayaran,” ungkapnya. (Ketut Winata/balipost)