AMLAPURA, BALIPOST.com – Perairan di kawasan Candidasa, Karangasem tercemar. Tercemarnya air laut tersebut diduga akibat adanya tumpahan minyak. Hal itu dibenarkan oleh Ketua PHRI Karangasem, I Wayan Kariasa saat dikonfirmasi, Minggu (29/12).
Kariasa mengatakan, tumpahan minyak yang mencemari hampir 2 kilometer pesisir pantai Candidasa tersebut diketahui sejak Sabtu pagi (28/12). “Ya betul, sejak kemarin pagi, warnanya hitam pekat dan baunya juga cukup membuat tidak nyaman,”ucapnya.
Kariasa mengatakan, akibat bau tumpahan minyak tersebut, mengakibatkan sejumlah wisatawan memilih mendahului cek out dari tempatnya menginap karena merasa tak nyaman oleh bau tumpahan minyak tersebut. “Beberapa wisatawan lebih awal check out karena baunya tak sedap,” katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya tidak tahu pasti darimana sumber tumpahan minyak tersebut. Yang jelas beberapa kali hal serupa juga pernah terjadi.
Pihaknya saat ini sudah berkordinasi dengan DLH Karangasem agar bisa turun memantau serta mencari sumbernya sehingga masalah ini bisa segera ditangani.
“Kondisi tidak hanya merugikan untuk pariwisata juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Jika dibiarkan tentu akan memunculkan kesan kurang baik bagi pariwisata Karangasem khususnya di Candidasa,” tandasnya.
Sementara itu, indikasi pencemaran lingkungan ini juga disoroti oleh Bupati dan Wakil Bupati Karangasem terpilih, Gusti Putu Parwata dan Pandu Prapanca Lagosa. Kebetulan keduanya melihat langsung di lokasi pada saat melaksanakan kegiatan trekking bersama beberapa pelaku pariwisata.
“Prinsipnya ke depan kita akan ajak komunikasi pihak-pihak yang berkaitan, terutama pihak Depo karena aktivitasnya paling berkaitan dengan minyak. Tentu apa yang menjadi masalah bisa kita jembatani agar bisa mendapatkan solusi atau jalan keluar, sehingga masyarakat maupun aktivitas pariwisata bisa berjalan nyaman tanpa adanya gesekan,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)