DENPASAR, BALIPOST.com – Momen Natal dan Tahun Baru 2025 tak terlalu menggembirakan bagi kawasan wisata Ubud. Pasalnya akomodasi di Ubud rata-rata hanya mencapai 30 hingga 60 persen.
“Slow, rata rata 30-60 persen, jauh dari harapan dan tidak seperti tahun lalu,” ungkap Ketua Ubud Hotel Association (UHA), Putu Surya Arysoma, Minggu (29/12).
Menurutnya, kemacetan tidak begitu berdampak terhadap kunjungan wisatawan khususnya ke Ubud. Namun yang sangat mempengaruhi kunjungan justru penilaian traveler, isu kebersihan laut dan perubahan perilaku konsumen.
“Meski ada juga yang tetap berlibur tpi karena ada anjuran Bali tidak layak dikunjungi. Jadi mereka ganti destinasi. Penilaian itu sangat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan ke Ubud,” imbuhnya.
Selain itu, ia mengamati perubahan perilaku konsumen saat ini aneh. Meski demikian bookingan yang ada sudah mengarah ke musim liburan berikutnya khususnya oleh market Eropa. “Booking untuk stay di Ubud sudah jauh ke depan, jadi tidak last minute lagi seperti 2023 dan 2024,” ujar Surya.
Selain itu ia juga menanyakan arah pariwisata Bali beberapa tahun ke depan. Ia sendiri cukup bingung dengan kondisi pariwisata Bali. “Pemerintah maunya Bali ke mana arahnya 5, 10 dan 25 tahun ke depan? Engga jelas niat pusat dan provinsi,” ungkapnya.
Sementara GM Puri Saron Hotel I Gusti Kade Sutawa, pengalihan pesawat ke bandara lain karena faktor cuaca tak berpengaruh signifikan terhadap pariwisata Bali. Tingkat kunjungan dan okupansi masih baik. Khusus okupansi di Kuta, terutama yang di pinggir laut tingkat hunian masih tinggi di kisaran 90-an persen. “Kalau pembatalan tiket belum ada yang ada delay pesawat datang dan pergi,” ujarnya.
Dari sekian pesawat yang dialihkan, selanjutkan akan tetap diantar ke Bali saat cuaca membaik. “Hari ini kelihatannya cuaca sudah membaik, semoga demikian selanjutnya sehingga tidak ada lagi pengalihan bandara untuk pesawat yang mestinya turun ke Bali dan tidak adanya delay bagi yang berangkat keluar Bali,” ujarnya.
Meski tidak ada pembatalan namun diakui berbagai upaya dilakukan untuk mengoptimalkan pendapatan akhir tahun. :Sebagian besar hotel sudah punya paket harga akhir tahun ,biasanya harga sudah termasuk new year eve dinner dan hiburan,” imbuhnya.
Sebelumnya, karena faktor cuaca ekstrem 5 penerbangan domestik yaitu Lion Air rute Semarang-Bali dan Jogja-Bali dialihkan mendarat di Surabaya sedangkan Batik Air jurusan Surabaya-Bali, Super Air Jet jurusan Surabaya-Bali dan Lion Air jurusan Balikpapan-Bali dialihkan mendarat di Lombok. Sedangkan penerbangan internasional Malindo Air jurusan Perth-Bali diarahkan ke Surabaya dan Air Asia jurusan Perth-Bali dialihkan ke Lombok.
Sekretaris PHRI Badung Gede Nick Sukarta sebelumnya berharap momok pada momen Nataru terutama saat pergantian tahun sebelumnya tidak terjadi lagi tahun ini. Menurutnya jalan-jalan protokol seperti Bypass Ngurah Rai menuju Bandara, Kuta, Nusa Dua, dan Jimbaran juga harus dimitigasi sejak awal. (Citta Maya/Balipost)