DENPASAR, BALIPOST. com – Bali terkenal sebagai destinasi wisata yang mempesona dengan keindahan alam dan budayanya. Namun, tahukah kamu Bali juga memiliki banyak sejarah yang sangat menarik.
Di balik panorama yang menawan, terdapat perjalanan panjang yang merupakan inti dari identitas masyarakat Bali. Wisata sejarah di Bali memberikan pengalaman yang mendalam untuk mengenali tradisi, agama, dan kehidupan sosial yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Setiap tempat di Bali menyimpan kisah yang berbeda, mulai dari peninggalan bangunan kuno, karya seni, hingga lokasi yang menjadi saksi peristiwa besar di masa lalu.
Para wisatawan datang tidak hanya untuk menikmati keindahan fisik dari tempat-tempat ini, tetapi juga untuk menghayati nilai-nilai spiritual dan budaya yang ada di dalamnya.
Berikut 5 rekomendasi spot wisata sejarah di Bali yang bisa kamu kunjungi:
1. Pura Ulun Danu Beratan
Pura Ulun Danu yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai Dewi pemberi kesuburan. Terletak di danau Beratan, Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Banyak wisatawan melakukan wisata tour selama liburan di Bali dengan tujuan Bedugul.
Dalam sejarah pendirian Pura Ulun Danu Beratan dapat dilacak pada salah satu kisah yang terekam dalam Lontar Babad Mengwi. Dalam babad tersebut dituturkan mengenai seorang bangsawan bernama I Gusti Agung Putu yang mengalami kekalahan perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng.
2. Kerta Gosa
Kerta Gosa merupakan tempat pengadilan di masa Kerajaan Klungkung. Kerta gosa merupakan komplek bangunan atau bale pengadilan warisan Kerajaan Klungkung yang di bangun pada tahun 1686 oleh raja pertama Ida I Dewa Agung Jambe dan tetap difungsikan pada masa kekuasaan colonial Belanda tahun 1908-1942.
Kerta Gosa terdiri dari dua buah bangunan atau bale yaitu bale Kerta Gosa dan bale Kambang. Disebut bale Kambang karena bangunan ini dikelilingi kolam yaitu Taman Gili yaitu keunikan dan daya Tarik dari Kerta Gosa terdapat pada langit-langit Bale Kerta Gosa dan bale Kambang yang dihiasi lukisan wayang tradisional yang menceritakan hukum karmaphala atau akibat dari baik buruknya perbuatan manusia yang dilakukan selama hidupnya dan penjelmaan kembali ke dunia untuk menebus semua dosa dari perbuatannya.
Lukisan wayang yang berada di langit-langit bangunan Kerta Gosa merupakan hasil karya klasik gaya seni wayang kamasan bahkan sampai sekarang desa Kamasan masih melestarikan gaya seni lukis tradisional ini.
Makna bangunan Kerta Gosa tidak terlepas dari kaitannya dengan istana yang mencakup unsur-unsur tempat rekreasi kegembiraan, kemewahan, dan sebagai unsur seni monumental dari suatu Kerajaan sebagai bangunan yang difungsikan untuk sidang pengadilan sejak zaman Kerajaan hingga masa kolonial, Kerta Gosa memberikan Gambaran kepada kita tentang proses peradilan dimasa lalu.
3. Pura Mengening
Pura Mengening memiliki sejarah yang menarik untuk dipelajari walaupun jejak historisnya masih sangat terbatas. Pura yang terletak di jalan Tirta, Saraseda, Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali ini adalah situs kuno peninggalan masa pemerintahan Raja Marakata tahun 1022 Masehi.
Pura Mengening pertama kali ditemukan oleh seorang arkeolog Belanda, Willem Frederik Stutterheim pada tahun 1925-1927.
Pada tahun 1980, sejarawan A.J Bernet Kempers mencatat bahwa Pura Mengening adalah sebuah mata air jernih di bawah pohon besar. Mata air itu digunakan untuk membersihkan dan memandikan keris. Hal ini juga yang menjadi asal mula nama “mengening” yang artinya “air jernih”.
4. Kintamani
Kintami merupakan daerah yang terletak di Bangli. Jika mayoritas orang mengenal Bali sebagai surganya pantai dan laut namun di Kintamani kamu akan mendapatkan suasana yang berbeda.
Kintamani menawarkan suasana berbeda yang tidak dibatasi oleh pantai-pantai seperti umumnya tempat di Bali.
Kintamani menjadi salah satu wilayah di Pulau Bali yang merupakan daerah dataran tinggi dengan sejuknya hawa pegunungan. Kamu bisa menyaksikan keindahan Gunung Batur dan Danau Batur di sana.
Belum lagi desa-desa wisata dengan berbagai kearifan lokal masyarakat di dalamnya yang sangat sayang kalau tidak langsung didatangi.
5. Taman Ujung Karangasem
Taman ujung atau dikenal juga dengan nama Taman Sukasada merupakan taman milik keluarga Puri Karangasem yang sudah ada sejak lama.
Keberadaan taman ini bermula dari pembangunan kolam Dirah pada 1901 yang selanjutnya kembangkan lagi menjadi Taman Sukasada.
Perluasan taman tersebut diprakarsai oleh raja Karangasem I Gusti Bagus Jelantik yang bergelar Anak Agung Anglurah pada tahun 1909. Dengan bantuan arsitek Belanda dan Cina, van Den Hentz dan Loto Ang, water palace ini selesai di tahun 1921.
Selain itu Taman Ujung Karangasem ini juga sempat beberapa kali direnovasi setelah terkena gempa tahun 1976 dan tahun 1968. (Beatrix Irenia/balipost)