DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam hitungan jam, tahun 2024 akan berganti. Berbagai sudut kota mulai dipenuhi oleh pedagang terompet berwarna-warni, baik di pasar tradisional maupun di lapak pedagang kaki lima.
Namun, penjualan terompet, yang biasanya menjadi salah satu simbol perayaan tahun baru, masih belum mengalami peningkatan.
Salah seorang pedagang terompet di kawasan Lapangan Niti Mandala Renon, Juki, mengungkapkan hingga kini penjualan masih sepi. “Soalnya baru mulai, ya. Jadi, belum ada peningkatan,” ujarnya pada Senin (30/12).
Hal serupa disampaikan oleh Eka Apriana, pedagang terompet lainnya. Menurutnya, penjualan terompet masih belum ramai karena ia baru membuka lapak dagangannya. “Bahkan untuk hari ini, baru ada satu pembeli saja,” katanya.
Cuaca menjadi salah satu faktor penyebab minimnya pembeli. Nurhayati, seorang pedagang terompet di lokasi yang sama, mengatakan seringnya hujan membuat pembeli enggan datang. “Kalau nggak hujan, ya ada aja yang beli. Tapi kalau hujan, nggak ada yang datang,” ungkapnya.
Dari segi harga, terompet yang dijual di kawasan tersebut relatif stabil, berkisar antara Rp15.000 hingga Rp35.000, tergantung ukuran dan bahan. Jenis terompet yang dijual pun beragam, mulai dari terompet berbahan kertas hingga plastik dengan berbagai ukuran. Hingga saat ini, terompet plastik menjadi jenis yang paling banyak diminati pembeli. (Cahya Dwipayanti/balipost)