Ilustrasi pesta kembang api saat malam tahun baru. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Perayaan malam pergantian tahun 2024 di Kabupaten Badung mengalami perubahan signifikan. Berdasarkan informasi, Senin (30/12), Pemkab Badung dalam hal ini Dinas Pariwisata setempat hanya akan melaksanakan kontemplasi alias merenung.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang identik dengan pesta kembang api dan konser musik, kali ini perayaan tutup tahun tidak akan dimeriahkan oleh acara serupa.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Nyoman Rudiarta, mengatakan bahwa kegiatan pesta kembang api di Kuta tidak akan dilaksanakan pada malam pergantian tahun. Hal ini, menurutnya, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.

Baca juga:  Badung Raih KLA 2019 Kategori Nindya

“Saya mengajak masyarakat pariwisata Bali, khususnya para pemangku kepentingan kepariwisataan di Kabupaten Badung, untuk menyambut tahun baru 2025 dengan refleksi. ‘Expect for the best but prepare for the worst’, sehingga kita dapat menyambut tahun baru dengan penuh sukacita namun tetap mawas diri,” ujarnya.

Menurut Rudiarta, momentum pergantian tahun sejatinya merupakan waktu untuk refleksi dan kontemplasi. Ia mengajak masyarakat untuk memaknai perayaan ini sebagai upaya mulat sarira, yaitu introspeksi dan perenungan diri. Harapannya, energi kebahagiaan yang berkelanjutan dapat direalisasikan bersama untuk tahun mendatang.

Baca juga:  Hadiri Peringatan Maulid Nabi, Komitmen Nyata Giri Prasta Pupuk Toleransi

Keputusan ini juga didasarkan pada berbagai masukan terkait tantangan yang dihadapi Bali, khususnya Badung sebagai barometer pariwisata. Rudiarta menegaskan bahwa pihaknya memiliki tanggung jawab untuk mencari solusi atas masalah-masalah yang ada, seperti kemacetan di kawasan Badung Selatan, termasuk Kuta dan Canggu serta pengelolaan sampah yang masih menjadi tantangan utama.

“Kita juga perlu mengingat pernyataan dari Fodor’s Travel beberapa bulan lalu yang menyebutkan bahwa Bali masuk dalam No List untuk tahun 2025. Hal ini karena tekanan berat terhadap lingkungan dan masyarakat lokal akibat pariwisata. Tekanan tersebut harus ditangani agar Bali tetap menarik bagi generasi mendatang,” jelasnya.

Baca juga:  Kandang Ayam Terbakar, Kerugian Rp 600 Juta

Keputusan untuk meniadakan pesta kembang api ini diharapkan dapat mendorong masyarakat dan pelaku pariwisata untuk lebih berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan komunitas lokal. Sebagai gantinya, perayaan malam tahun baru di Badung diharapkan tetap berlangsung secara sederhana, penuh makna, dan tetap mampu memberikan kebahagiaan bagi masyarakat maupun wisatawan. (Parwata/balipost)

BAGIKAN