Sejumlah konsumen melihat produk-produk wellness di salah satu pusat perbelanjaan di Seminyak, Badung pada Senin (25/9/2023). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi 12% untuk barang mewah dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, terutama di Bali. Perubahan pola konsumsi itu yaitu, meningkatnya kesadaran lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan, perubahan gaya hidup dan preferensi, dan berpengaruh terhadap media sosial dan teknologi.

Akademisi yang juga pengamat ekonomi Gusti Alit Suputra, S.E., M.M., Rabu (1/1) mengatakan, pengaruhnya mungkin pada konsumsi yang lebih bijak. Masyarakat Bali cenderung lebih mempertimbangkan kebutuhan sebelum membeli. Masyarakat Bali akan lebih menyukai barang lokal dan produk handmade sehingga terhindar dari yang namanya serangan produk impor.

Baca juga:  Kumulatif 193 Kasus Positif COVID-19, 3 Daerah Ini Catatkan Penambahan Warga Terjangkit

Alit Suputra menambahkan, masyarakat akan memiliki kesadaran tinggi terhadap budaya dan tradisi, sehingga mempengaruhi pilihan konsumsi. Selain itu semakin peduli dengan lingkungan, sehingga memilih produk ramah lingkungan.

Terjadi peningkatan kesadaran akan kesehatan dan keselamatan, penggunaan teknologi digital dalam kebutuhan konsumsi yang tentunya pola konsumsi masyarakat Bali dapat berubah tergantung faktor ekonomi, sosial, dan budaya.

Dikatakannya, masyarakat Bali cenderung memprioritaskan kebutuhan pokok dibandingkan keinginan. Penghargaan terhadap budaya dan tradisi, konsumsi barang-barang yang mendukung pelestarian budaya dan tradisi Bali.

Baca juga:  Tak Kecipratan PAD, Dewan Sarankan Cabut KSPN Pura Besakih

Masyarakat Bali akan tetap memenuhi kebutuhan upakara dan budaya. Meski PPN 12 persen tak menyentuh kebutuhan masyarakat banyak, namun ia menilai akan berdampak psikologis.

Di sisi lain masyarakat akan mengurangi pembelian barang terutama berdampak jelas pada sektor properti. “Masyarakat Bali mungkin lebih bijak dalam memilih barang yang benar-benar dibutuhkan, tidak fokus pada keinginan tapi pada hal yang bersifat kebutuhan pokok dan kebutuhan yang lebih mendesak,” ujarnya.

Baca juga:  Ribuan Warga Gianyar Tekad Bulat Menangkan Koster-Giri

Selain itu, akan terjadi pergeseran ke barang lokal atau alternatif. Masyarakat akan  beralih ke barang lokal (brand lokal) atau alternatif yang lebih terjangkau sehingga fokus pada peningkatan pendapatan UMKM serta industri kecil menengah lainnya karena akan berdampak besar pada peningkatan ekonomi daerah.

Sementara Sekretaris Umum HIPMI Bali I Made Yoga Adiputra mengatakan, kenaikan PPN 12 persen akan lebih banyak berpengaruh pada masyarakat kelas atas. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN