MANGUPURA, BALIPOST.com – Sampah kiriman yang memenuhi sepanjang bibir Pantai Kuta menjadi perhatian serius dari pemerintah pusat. Untuk menyoroti urgensi masalah tersebut, enam menteri turun langsung ke pantai melakukan aksi bersih-bersih sampah laut pada Sabtu (4/1).
Kehadiran mereka tidak hanya simbolis, tetapi juga mencerminkan komitmen kuat untuk menangani persoalan sampah yang telah menjadi ancaman lingkungan global.
Menteri yang hadir dalam kegiatan tersebut meliputi Menko Pangan, Zulkifli Hasan; Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq; Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Maman Abdurahman; Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana; Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo; serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti. Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad juga turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan pantai-pantai di Bali, terutama di sisi barat dan timur, kerap menerima kiriman sampah laut setiap musim angin barat yang terjadi antara Oktober hingga Maret. Pada 2023 saja, jumlah sampah yang terdampar di Pantai Kuta mencapai 2.900 ton.
“Masalah sampah laut di Bali bukan hanya isu lokal, tetapi juga nasional dan global. Sampah ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, terutama dari sungai-sungai di Pulau Jawa yang bermuara ke Laut Jawa. Bahkan, sebagian sampah yang sampai di Bali berasal dari negara lain. Sampah ini bergerak mengikuti arus hingga mencapai Afrika dan Madagaskar,” ungkapnya.
Aksi bersih-bersih di Pantai Kuta ini merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya menjaga kebersihan laut. Selain menjadi destinasi wisata dunia, Pantai Kuta adalah cermin tantangan global dalam mengatasi sampah laut.
Para menteri berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam melindungi lingkungan. (Parwata/balipost)