MANGUPURA, BALIPOST.com – Kegiatan bersih-bersih Pantai Kuta pada Sabtu (4/1) melibatkan sejumlah kementerian, Pemerintah Kabupaten Badung, dan banyak relawan dari berbagai institusi dan komunitas. Acara ini digelar untuk menangani permasalahan sampah laut yang menjadi isu tahunan akibat angin musim barat, terutama antara Oktober hingga Maret.
Direktur Penanganan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup, Novrizal Tahar, menjelaskan sampah laut yang kerap mendarat di Pantai Kuta bukan cuma persoalan Bali, tetapi juga nasional dan global. “Sampah di pantai barat Bali bisa saja berasal dari sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa hingga Selat Malaka,” jelasnya.
Novrizal juga menyampaikan 61 persen sampah Indonesia belum terkelola. Ia pun menekankan pentingnya pengolahan sampah sejak hulu, termasuk memilah sampah rumah tangga.
Sampah plastik menjadi temuan terbesar selama aksi bersih-bersih dilakukan di Pantai Kuta. Ia pun mengatakan dampaknya sangat berbahaya bagi ekosistem. “Ini sangat membahayakan ekosistem, sampah yang dominan adalah sampah plastik. Mengakibatkan sampai menjadi mikro plastik. Mikro plastik kan sudah ada penelitian bahkan masuk ke plasenta dan sebagainya. Apalagi nanti dimakan ikan. Kemudian sampah kayu-kayu besar kan ini juga membahayakan secara langsung buat yang renang di pantai. Ini persoalan serius yang dihadapi oleh nasional bahkan global sebenarnya. Karena sumber sampahnya kan bukan hanya di Bali,” ujarnya.
Dalam permasalahan yang serius ini, Novrizal menegaskan bahwa pemerintah hadir untuk memberikan solusi nyata atas permasalahan ini. Ia menyebut 3 langkah dalam menanggulangi sampah laut ini.
“Jadi yang pertama yang kita lakukan di sini adalah untuk memberikan semangat. Tentunya kita harus bisa menanggulangi ini sekali pun persoalannya bukan bersumber dari masyarakat Bali,” terangnya.
Langkah kedua, kebijakan pemerintah pusat mendorong semua pemerintah daerah agar tidak ada lagi TPA yang open dumping. Sedangkan langkah terakhir, persoalan sampah ini idealnya harus diselesaikan di hulu. “Jadi, upaya individu seperti memilah sampah dan juga di setiap rumah tangga adalah hal terpenting dalam menyelesaikan persoalan ini,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, juga menegaskan pentingnya inovasi dalam mengolah sampah. “Mulai dari pilah sampah, terapkan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), dan cegah sampah menumpuk di TPA,” katanya.
Sementara itu, salah satu relawan, I Nyoman Ari Suarna, menyampaikan motivasinya ikut dalam kegiatan ini. “Kami ingin menjaga pantai ini karena sampahnya luar biasa banyak. Harapannya, masyarakat dapat memilah sampah dan mengurangi barang sekali pakai,” ujarnya didampingi rekannya, I Wayan Satria Juwendra.
Satria menambahkan selama melakukan aksi bersih-bersih di Pantai Kuta, ia menemukan banyak sampah plastik. “Mayoritas sampah yang kami temukan adalah plastik,” ungkapnya. (Dimas Bayu Erlangga/Made Adi Perdana/balipost)