MANGUPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Suwat, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar kini sedang mengembangkan desa wisata. Sejumlah objek wisata mulai ditata seperti air terjun atau Waterfall Suwat, objek wisata Panglukatan Siwa Melahangge dan sejumlah obyek lainnya. Pengembangan desa wisata ini sudah memberikan kontribusi kepada desa setempat.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan menarik kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik, Desa Adat Suwat menggelar Festival Air Suwat.
Festival Air Suwat ini sudah berlangsung selama 1 dekade. Dalam 10 tahun diisi tiga kegiatan penting yakni perang lumpur, mendak tirta dan perang air atau siat yeh.
Bendesa Adat Suwat, Ngakan Putu Sudibya mengatakan Festival Air Suwat kini kembali digelar untuk ke -10 kalinya. Di penghujung 2024, Desa Adat Suwat kembali menggelar Festival Air Suwat. Event yang menarik wisatawan ini berlangsung selama 3 hari. Hari pertama dipusatkan di areal persawahan dekat dengan Air Terjun Suwat.
Berbagai lomba digelar seperti lari bawa “jun” kendi di kepala untuk anak dan dewasa baik laki dan perempuan berlangsung di pematang sawah. Lomba lari dalam lumpur, lomba tangkap belut, lomba tangkap bebek dan sejumlah lomba lainnya. Lomba ini diikuti anak-anak, dewasa dan orangtua baik laki maupun perempuan. Lomba ini juga diikuti wisatawan mancanegara.
Masyarakat khususnya anak-anak dan remaja berpakaian adat mendak tirta dan selanjutnya dipergunakan untuk perang air atau siat yeh pada 1 Januari 2025. Dikatakan, siat yeh digelar di hari ketiga dipusatkan di catus pata desa setempat.
Di catus pata, warga mengambil posisi di penjuru mata angin, timur, selatan, barat dan utara serta tengah. Di tengah-tengah, lima orang jro mangku mengumandangkan mantra-mantra lengkap dengan sesaji.
Setelah ritual yang diikuti seluruh krama, air suci yang ada di gentong akan dicampur lalu dimasukan ke air yang ada di mobil tangki. Dipimpin Bendesa Adat Suwat, siat yeh dimulai.
Festival Air Suwat ke-10 tidak hanya menjadi perayaan seni dan budaya, tetapi juga wujud nyata harmoni dan keberlanjutan ekonomi masyarakat Suwat. Selain itu, keuntungan dari usaha Suwat Waterfall sebesar Rp80 juta dibagikan kepada krama setelah festival ini.
Setiap keluarga menerima bagian sebagai tanda berbagi kebahagiaan dan kesejahteraan. Keuntungan ini menjadi berkah tersendiri bagi Desa Suwat. (Agung Yuliantara/denpost)