Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE., M.Si. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Adanya dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bali diharapkan tidak menimbulkan ketimpangan ekonomi yang semakin lebar. Pasalnya KEK dirancang untuk pelayanan kesehatan kelas atas dan quality tourism

Pengamat Ekonomi, Kependudukan dan Ketenagakerjaan Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE. MSi., Senin (6/1) mengatakan, KEK bisa berdampak positif bagi ekonomi dan sosial namun pemda di Bali harus mampu memetik peluang dari adanya KEK. Jangan sampai segala sumber daya untuk mendukung KEK didatangkan dari luar Bali termasuk sumber daya manusianya.

Kekhawatiran meningkatnya ketimpangan ekonomi antarwilayah, kehadiran KEK di kawasan Bali Selatan juga harus diikuti kebijakan lanjutan yang memungkinkan kawasan lainnya ikut berkembang sejalan perkembangan KEK di Bali Selatan.

Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dimaksudkan untuk menumbuhkan sumber sumber pertumbuhan ekonomi baru dengan cara menyiapkan berbagai fasilitas sebagai daya tarik investasi. Sumber pertumbuhan ekonomi baru ini diharapkan selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan PDRB, juga dimaksudkan untuk memperluas kesempatan kerja.

Baca juga:  Sejumlah Benda Terlarang Ditemukan di Rutan Negara

Untuk Provinsi Bali ada dua Kawasan Ekonomi Khusus yang ditetapkan Pemerintah, yaitu KEK Sanur dan KEK Kura Kura Bali (KKB). KEK Sanur dikembangkan dengan menyediakan fasilitas kesehatan. Tujuan dikembangkannya KEK Sanur agar tersedia fasilitas kesehatan berkelas dunia. Dimaksudkan agar masyarakat Indonesia kelas menegah atas yang selama ini banyak memanfaatkan fasilitas kesehatan di luar negeri dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dan tak perlu berobat ke luar negeri.

Dari sisi ini kebocoran ekonomi dapat ditekan dan devisa dapat dihemat, pertumbuhan ekonomi pun diharapkan meningkat. Selain itu warga negara asing juga dapat memanfaatkan fasilitas tersebut. Dari sisi ini KEK diharapkan dapat mendatangkan devisa dari jasa kesehatan. KEK Kura Kura Bali bertujuan untuk pengembangan pariwisata berkualitas dengan menyediakan fasilitas kawasan pariwisata terpadu.

KEK KKB ini diharapkan dapat mendukung kebijakan pengembangan Quality Tourism. Pengembangan dua KEK ini diharapkan bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, baik nasional maupun lokal.

Baca juga:  Lomba Layang-layang Terdampak COVID-19

Namun kehadiran KEK memerlukan kesiapan Bali, khususnya juga Denpasar untuk dapat menangkap berbagai peluang yang muncul khususnya kesiapan tenaga kerja, pemanfaatan produk UMKM lokal agar kehadiran KEK dapat optimal dirasakan masyarakat lokal.

Kehadiran dua KEK di Bali terkait kesehatan dan pariwisata terpadu dalam mendukung pariwisata berkualitas mengesankan penyediaan fasilitas untuk kalangan kelas menengah ke atas, namun demikian, manfaat keseluruhannya diharapkan dapat dinikmati masyarakat Bali secara keseluruhan.

Selain melalui penumbuhan berbagai kegiatan utama juga berbagai kegiatan penunjang, kehadiran KEK harus mampu menggairahkan pertumbuhan ekonomi Bali melalui peningkatan peran tenaga kerja lokal dan UMKM lokal. Pemanfaatan tenaga kerja asing secara bertahap harus mampu menransformasi peningkatan kualitas tenaga kerja lokal.

Pengamat pariwisata Hery Angligan mengatakan, setiap hal yang dibuat pemerintah menurutnya memiliki objektif yang positif bagi masyarakat, baik dari sisi ekonomi maupun sosialnya. “Poinnya adalah bagaimana kemudian hal tersebut menjadi berkelanjutan. Salah satu point untuk menjaga keberlanjutan itu adalah dengan melibatkan masyarakat sekitar secara langsung, sehingga ada rasa memiliki dan ada dampaknya baik secara langsung maupun tidak langsung,” ujarnya.

Baca juga:  Dari Ditutup Lagi!! 3 Fasilitas Publik di Denpasar hingga Bupati Eka Pertimbangkan Berlakukan PSBB

Jika tidak maka akan ada penolakan dan itu mengganggu proyek itu sendiri. KEK Sanur, ide yang sangat mulia itu harus diimbangi dengan kemampuan tenaga medis dan alat penunjangnya. “Sehingga dapat menyaingi kondisi yang ada dimana masyarakat Indonesia engga perlu lagi ke Singapura, Penang, atau China untuk berobat,” tandasnya.

Namun perlu waktu untuk membuktikan namun memang harus diawali dengan satu langkah awal. Sementara KEK KKB, ia belum melihat arahnya. Ia meminta agar pengembangan kawasan tersebut melibatkan masyarakat lokal baik secara sosial maupun ekonomi agar masyarakat sekitar tidak menjadi terasing di daerahnya sendiri. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN