DENPASAR, BALIPOST.com – Di Bali kini banyak muncul yayasan dan desa adat yang menyiapkan layanan krematorium. Bahkan layanannya kian bervariasi mulai dari ngaben, nyekah, mamukur, matatah, mebayuh, dan lainnya.

Jika semua krama Bali kian memilih krematorium,  dikhawatirkan akan menggerus semangat “mebebanjaran,” suka-duka krama Bali, tradisi dan budaya Bali.

Pengamat budaya Dr. Ida Bagus Anom pada Dialog Merah Putih di Warung Bali Coffee Jalan Veteran No 63A Denpasar, Rabu, 8 Januari 2025 mengatakan maraknya krematorium muncul di Bali adalah sebuah fenomena bahwa sosial budaya Bali harus selalu berubah seiring dengan kemajuan iptek dan modernisasi.

Baca juga:  Desa Adat Kusamba Galang Peran Pemuda dalam Ngusaba Segara

Jika dulu masyarakat kita agraris, semua petani dan mampu gotong royong, bantu tetangga atau ngayah bisa serentak. Namun dampak modernisasi kini profesi krama Bali makin beragam ke kota.

Dia mengakui ada unsur bisnis dalam krematorium, namun tak selamanya benar. Krematorium awalnya adalah jadi solusi bagi krama yang jarang ngayah di desa adat, dalam keadaan darurat akibat penyakit tertentu atau faktor lainnya.

Baca juga:  Beri Makan Ibu Mertua, Menantu Temukan Ayah Mertua Tak Bernyawa

Sekretaris Bendesa Adat Pedungan Denpasar, Gede Redita mengakui bahwa krematorium di desanya belum menjadi kebutuhan. Banjar adat kini sudah membuat pararem bahwa warga yang boleh dikremasi karena dewasa ngaben terlalu lama, ada nyengker setra, penyakit tertentu atau ada masalah internal di keluarga.

Sementara itu Penyarikan PHDI Bali Putu Wirata Dwikora mengatakan semua ada plus-minusnya.  PHDI menilai krematorium pada dasarnya adalah prosesi ngaben, dengan catatan dijalankan sesuai tatwa, etika dan upakara. Jika manajemen banjar dan desa adat berubah dalam hal pengabenan, dia yakin warga akan memilih ngaben di wewidangan sendiri.

Baca juga:  Toko Sepatu di Jalan Diponegoro Terbakar

Prinsipnya, krematorium tetap jalan sebagai solusi bagi krama tertentu. Sementara tradisi ngaben di banjar dan desa adat tetap jalan sambil membenahi manajemen pengabenan yang efisien, efektif dan benar secara tatwa. (Sueca/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN