I Wayan Jondra. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Masalah Bali mestinya segera diurai dan dicarikan solusi untuk menjaga keberlanjutan budaya Bali. Permasalahan Bali harus ditangani secara holistik dan komprehensif dengan melibatkan semua elemen. Budaya ngeromba–bergotong royong mengatasi masalah Bali harus dibangun.

Demikian  disampaikan Ketua Paiketan Krama Bali kepada Bali Post, Rabu (8/1) kemarin. Ia mengatakan anggota Paiketan Krama Bali yang terdiri atas berbagai elemen ini sebelumnya sudah melakukan simakrama  dengan Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.

Dijelaskannya, Pj. Gubenur Bali sependapat dengan Paiketan Krama Bali bahwa permasalahan Bali sangat kompleks dari berbagai tatanan. Baik itu menyangkut  parahyangan, pawongan maupun palemahan. “Ini harus menjadi konsen semua stakeholder untuk turut serta ngrombo menyelesaikannya,’’ ujarnya.

Baca juga:  Pariwisata Berkembang Tanpa Arah, Nilai THK Jauh Ditinggalkan

Pj. Gubernur Bali pun mengaku bersedia hadir dan membuka Mahasabaha II Paiketan Krama Bali yang sedianya dilaksanakan tanggal 11 Januari 2024, di Kampus IPB Internasional. Dijelaskan lebih lanjut, Pj.  Gubernur Bali saat perwakilan Paiketan Krama Bali merasa senang bisa bertatap muka dengan tokoh-tokoh masyarakat Bali.

I Wayan Jondra menyampaikan tokoh-tokoh Bali yang berlatar belakang berbagai disiplin ilmu, berbagai profesi, bahkan Pandita juga turut serta memiliki kepedulian yang totalitas terhadap Bali. Semua member Paiketan Krama Bali adalah orang-orang yang peduli dan cinta Bali dengan segala atributnya.

Kekritisan Paiketan Krama Bali kepada pemerintah bukan berarti anti pemerintah, namun cermin cinta dan tanggung jawab kepada Bali, terbukti di beberapa kesempatan Paiketan Krama Bali turut serta ambil bagian dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat, termasuk kemiskinan ekstrem.

Baca juga:  Ngurah Maharjana Ketua KPU Karangasem

Dalam kesempatan audiensi tersebut perwakilan paiketan krama menyampaikan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi krama Bali meliputi, permasalahan agama, etika, politik, joged jaruh, miras, keterpinggiran generasi muda, generasi muda yang priyayi, tata ruang, perizinan yang tidak terkontrol, alih fungsi lahan, permasalahan hukum, pelayanan kesehatan, Bali diobral murah, degradasi spiritual, perilaku wisatawan, kasus bunuh diri, semakin membludaknya pekerja kasar luar Bali, kemiskinan, pendidikan, kebudayaan, kerawanan, keamanan dan lain sebagainya.

Dalam berbagai kesempatan para aktivis Paiketan Krama Bali telah melakukan berbagai langkah melalui organisasi Paiketan Krama Bali maupun organisasi dimana para aktivis berasal.

Baca juga:  Beli Mobil Malah Dikeroyok, Awalnya Damai Akhirnya Melapor ke Polsek

Menyadari hal tersebut Penjabat Gubernur Bali menyampaikan, bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dimaksud, namun keterbatasan personel, anggaran dan waktu mengakibatakan masih ada yang tercecer. Pemerintah menyadari bahwa permasalahan ini tidak dapat diselesaikan sendiri.

Kontribusi Paiketan Krama Bali selama ini sangat dihargai, sehingga kedepan diharapkan lebih aktif lagi, untuk bekerja sama dengan pemerintah sehingga permasalahan yang ada dapat diminimalisir. Dalam kesempatan itu Sang Mahendra Jaya juga menyerahkan kitab Catur Weda sebagai bentuk kepedulian dan dukungan Pemerintah kepada upaya-upaya pelestarian budaya Bali yang bernafaskan Hindu. (kmb/balipost)

 

BAGIKAN