MANGUPURA, BALIPOST.com – Memasuki minggu pertama Januari 2025, harga komoditas pangan di Kabupaten Badung tercatat kenaikan signifikan dibandingkan Desember 2024. Lonjakan harga terutama terjadi pada komoditas strategis, seperti cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng, dan sawi hijau.
Sebaliknya, harga daging ayam ras, tomat, daging babi, jeruk, dan air kemasan, justru mengalami penurunan. Kepala Bagian Perekonomian AA Sagung Rosyawati tak menampik adanya kenaikan harga sejumlah bahan pokok, saat dikonfirmasi, Minggu (12/1).
Menurutnya, kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit dipengaruhi oleh pasokan terbatas akibat cuaca buruk yang melanda wilayah produksi. “Kondisi hujan terus-menerus mempercepat pembusukan cabai dan menghambat distribusi dari beberapa daerah penghasil, seperti Kintamani, Klungkung, Banyuwangi, Jawa Timur, dan Lombok,” jelasnya.
Selain itu, permintaan tinggi selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) memperburuk situasi pasar. Untuk telur ayam ras, kenaikan harga disebabkan oleh rendahnya produksi di Pulau Jawa, sedangkan permintaan dari Bali terus meningkat.
“Peningkatan harga minyak goreng terjadi seiring lonjakan harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional. Adapun pasokan sayuran hijau seperti sawi dan kangkung menurun karena cuaca yang tidak menentu serta tingginya permintaan konsumen,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Badung, menurut Rosyawati, telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi akibat kenaikan harga pangan, tetapi tantangan masih ada. Faktor seperti kapasitas produksi yang terbatas untuk cabai, bawang merah, dan telur ayam ras menjadi penghambat utama, ditambah dengan menyusutnya lahan pertanian dan populasi ternak yang menurun. “Pasokan yang sangat rentan terhadap perubahan cuaca juga memberi dampak besar,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi, Badung telah memperkuat kerja sama dengan daerah-daerah penghasil seperti Banyuwangi, Buleleng, Tabanan, dan Bangli. Kerja sama ini bertujuan mempercepat distribusi, menjaga stabilitas harga, dan mendukung target inflasi nasional. “Dengan langkah-langkah ini, kami optimistis dapat mengatasi tantangan inflasi dan menjaga stabilitas harga di tengah fluktuasi pasar,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional, harga cabai rawit yang sebelumnya mencapai Rp110.000 per kilogram kini turun menjadi Rp100.000 per kilogram. Namun, di sisi lain, harga cabai besar justru mengalami lonjakan yang tajam. Dari harga sebelumnya Rp40.000 per kilogram, kini harganya melonjak hingga Rp80.000 per kilogram. (Parwata/balipost)