BANGLI, BALIPOST.com – Serangkaian upacara Palebon Pangemong Pura Ulun Danu Batur/Pamucuk Desa Adat Batur, Palinggih Dane Jero Gede Kawanan (Alitan), Desa Adat Batur, Kintamani melaksanakan upacara ngening, Selasa (14/1). Ngening dilaksanakan di Pura Pelisan yang berjarak sekitar 3 km dari Pura Ulun Danu Batur.
Jero Penyarikan Duuran Batur mengatakan prosesi ngening dilaksanakan mulai sekitar pukul 11.00 WITA. Prosesi ini melibatkan seluruh masyarakat adat, lengkap dengan iring-iringan Gong Gede Desa Adat Batur, Baris Batur, tempek Jero Batu, puluhan pasang deeng dan lainnya. “Lengkap seperti iring-iringan Ida Bhatara,” ungkapnya.
Upacara Ngening dilaksanakan untuk nunas Toya (memohon air) yang digunakan untuk upacara nyiramang layon Palinggih Dane Jero Gede Alitan. Upacara nyiramang layon dijadwalkan berlangsung Selasa sore.
Jero Penyarikan Duuran Batur menyampaikan prosesi nyiramang layon dilaksanakan di Puri Kawanan Desa Adat Batur (rumah jabatan Jero Gede Alitan). Dalam prosesi nyiramang layon Jero Gede Alitan, yang boleh terlibat hanya yang sudah medwijati, dalam hal ini pamangku Pura Ulun Danu Batur, Jero Kraman Desa Adat Batur serta perwakilan keluarga Jero Gede Alitan yakni cicit dan istri Palinggih Dane Jero Gede Alitan. Upacara nyiramang layon akan dipuput sulinggih dari Grya Tegalalang, Bangli.
Berdasarkan dudonan karya, setelah dilaksanakan upacara ngening dan nyiramang layon, rangkaian upacara akan dilanjutkan pada 18 Januari 2025 dengan upacara ngadegang tetukon. Pada 21 Januari 2025 dilaksanakan upacara munggah palebon, ngaskara, dan metik. Kemudian pada 23 Januari 2025 dilaksanakan upacara meras dan ngentos panglilitan.
Pada puncak upacara palebon 24 Januari 2024, rangkaian upacara akan dimulai sejak pagi dengan prosesi mlaspas bade, tedun layon, dan ngeseng layon. Pada hari tersebut, bade akan diarak dari Jaba Pura Ulun Danu Batur menuju Tunon (Genah Pangesengan Jero Gede Batur) yang jaraknya sekitar 1,5 km. Layon (jenazah) Palinggih Dane Jero Gede Alitan akan diarak dengan pemereman bade tumpang sembilan dengan patulangan (pembakaran jenazah) berupa kaang (raja ikan) dengan busana sarwa petak (seluruhnya putih). (Dayu Swasrina/Balipost)