Ilustrasi. (BP/tomik)

DENPASAR, BALIPOST.com – Persentase penduduk miskin di Provinsi Bali pada September 2024 tercatat sebesar 3,80 persen, turun 0,20 persen poin terhadap Maret 2024 dan turun 0,45 persen poin terhadap Maret 2023. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali pada September 2024 tercatat sebanyak 176,21 ribu orang, turun 8,22 ribu orang terhadap Maret 2024 dan turun 17,57 ribu orang terhadap Maret 2023.

Plt. Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan, Rabu (15/1) mengatakan, persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2024 tercatat sebesar 3,32 persen, turun 0,23 persen poin dibandingkan kondisi Maret 2024 yang tercatat sebesar 3,55 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin di perdesaan pada September 2024 tercatat sebesar 5,11 persen, turun 0,09 persen poin dibandingkan kondisi Maret 2024 yang tercatat sebesar 5,20 persen.

Baca juga:  Ekspor Indonesia Agustus 2024 Tercatat 23,56 Miliar Dolar AS

Agus mengatakan jumlah penduduk miskin di perkotaan pada September 2024 turun sebanyak 6,38 ribu orang dibandingkan kondisi Maret 2024 dari 119,31 ribu orang pada Maret 2024 menjadi 112,93 ribu orang pada September 2024. Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin di perdesaan turun sebanyak 1,83 ribu orang dari 65,12ribu orang pada Maret 2024 menjadi 63,29 ribu orang pada September 2024.

Sementara garis Kemiskinan di Provinsi Bali pada September 2024 tercatat sebesar Rp580.306 per kapita per bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp399.291 per kapita per bulan (68,81 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp181.015 per kapita per bulan (31,19 persen).

Baca juga:  Desember 2023, Seluruh Komponen Alami Inflasi

Pada September 2024, rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi Bali terdiri dari 4,21 anggota rumah tangga. Dengan demikian, Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp2.443.088 per rumah tangga miskin per bulan.

Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Adapun besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2024 sebesar 68,81 persen, sementara besaran sumbangan GKBM terhadap GK sebesar 31,19 persen.

Beberapa komoditas kembali menjadi komoditas yang memberikan sumbangan besar pada Garis Kemiskinan September 2024, seperti beras, daging ayam ras, dan lain-lain. PadaSeptember 2024 beras memberikan sumbangan sebesar 24,09 persen di perkotaan dan 31,52 persen di perdesaan.

Baca juga:  Produktivitas Cabai di Buleleng Menurun Drastis

Selain beras, terdapat komoditas daging ayam ras, rokok kretek filter, telur ayam ras, kue basah, daging babi, roti, bawang merah, mie instan, dan tahu yang paling mempengaruhi Garis Kemiskinan diperkotaan. Sedangkan di perdesaan, Garis Kemiskinan dipengaruhi oleh komoditas daging ayam ras, rokok kretek filter, telur ayam ras, kue basah,daging babi, bawang merah, roti, kopi bubuk dan kopi instan (sachet), dan cabe rawit.

Pada komoditas bukan makanan, lima komoditas yang berpengaruh pada pembentukan Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada September 2024 adalah perumahan, bensin, upacara agama atau adat lainnya, listrik, dan pendidikan. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN