Dr. I Komang Gede Sanjaya. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Meningkatnya arus investasi pariwisata di Bali tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Tabanan yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan Bali. Meski demikian, Pemkab Tabanan melalui Bupati, Dr. I Komang Gede Sanjaya, menegaskan bahwa sektor pertanian tidak akan dikesampingkan, bahkan akan terus dijaga keberlanjutannya.

“Pariwisata memang sektor yang penting, tetapi pertanian adalah jati diri Tabanan. Kami berkomitmen memastikan bahwa Tabanan tetap menjadi lumbung pangan Bali. Kedua sektor ini harus saling mendukung dan tidak saling mengabaikan,” ujar Bupati Sanjaya, Kamis (16/1).

Bupati Sanjaya menyoroti pentingnya pengembangan konsep agrowisata, yang mengintegrasikan potensi agraris Tabanan ke dalam sektor pariwisata. Menurutnya, sektor pertanian tidak hanya bisa berfungsi sebagai penunjang kehidupan masyarakat, tetapi juga sebagai daya tarik wisata. Destinasi seperti Jatiluwih, yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia, menjadi contoh nyata bagaimana sektor pertanian dapat seiring sejalan dengan pariwisata tanpa merusak ekosistem alam.

Baca juga:  Bawa Sabu, Bos Garmen Diringkus

“Kami mendorong desa-desa wisata di Tabanan untuk mengintegrasikan potensi pertanian ke dalam paket wisata mereka. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam, belajar tentang subak, mencicipi hasil panen lokal, bahkan berinteraksi langsung dengan petani,” jelasnya.

Pendekatan ini diakuinya tidak hanya menguntungkan sektor pertanian tetapi juga meningkatkan pengalaman wisata yang lebih otentik dan berkelanjutan.

Upaya lain yang dilakukan Pemkab Tabanan untuk mempertahankan statusnya sebagai lumbung pangan Bali, menurut Bupati adalah melalui perlindungan terhadap lahan pertanian. Dengan menetapkan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Tabanan berkomitmen untuk menjaga kelestarian luas lahan pertanian agar tidak tergerus oleh pembangunan yang tidak terkendali.

Baca juga:  Belasan Pejabat Eselon II Pemkab Tabanan Dimutasi

“Selain itu, kami juga menjaga keberlanjutan sumber daya alam lainnya, seperti hutan dan wilayah hulu, dengan konsep Danu Kertih dan Wana Kertih. Kami mengendalikan pembangunan di wilayah hulu yang berpotensi merusak ekosistem pertanian,” ujar Bupati Sanjaya.

Bupati terpilih dalam Pilkada 2024 ini pun juga menekankan pentingnya menarik minat generasi muda untuk kembali ke dunia pertanian.

“Kami tentu mendukung inisiatif komunitas petani muda dengan konsep “Bertani Itu Keren” yang bertujuan untuk mengubah pandangan bahwa bertani adalah pekerjaan kuno,” ucapnya.

Baca juga:  Kesiapan New Normal, Kelengkapan Prokes OPD Belum Sempurna

Di samping itu, Gerakan Petani Milenial juga digalakkan untuk memberikan semangat kepada anak muda agar terjun ke sektor pertanian dengan harapan pertanian akan menjadi lahan yang menjanjikan di masa depan.

Untuk mendukung program ini, Pemkab Tabanan memberikan berbagai bantuan kepada kelompok tani, seperti alat pertanian modern dan perbaikan sarana prasarana pertanian, seperti saluran irigasi dan jalan usaha tani, dengan harapan hasil pertanian dapat meningkat dan mampu memberikan penghidupan yang layak bagi masyarakat.

Bupati Sanjaya menegaskan bahwa meskipun sektor pariwisata terus berkembang, Tabanan akan tetap menjaga akar budayanya yang berlandaskan pada pertanian. Ia menyampaikan, pembangunan pariwisata di Tabanan tetap berbasis desa, dengan pertanian sebagai pondasinya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN