Seorang peternak di Karangasem sedang memberi makan sapi peliharaannya. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali menyerang sapi milik peternak. Bahkan, PMK sudah menyerang sapi milik peternak di Kabupaten Karangasem.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, PMK ini mulai menyerang sejumlah sapi milik peternak di sejumlah kecamatan. Salah satunya, PMK telah menyerang sapi milik warga di Desa Besakih, Kecamatan Rendang. Bahkan, akibat PMK ini sapi milik salah satu peternak di Besakih yang harganya mencapai belasan juta rupiah, mati.

Salah seorang peternak dari Banjar Batumadeg, I Nyoman Gisid menuturkan, gejala PMK menyerang ternaknya sejak tiga hari yang lalu. Sapi yang dipeliharanya mulutnya berbusa dan hidungnya luka-luka. “Saya memelihara lima ekor sapi, empat ekor sapi sakit. Makannya sedikit-sedikit, karena tidak ada nafsu makan,” ucapnya, Minggu (19/1).

Baca juga:  SANTI Inisiasi Sidang Rakyat Soal Omnibus Law, DPRD Bali Tolak Dilibatkan

Ia mengaku tidak mengobati ternaknya karena tidak tahu obatnya. “Belum pernah diobati, disuntik juga belum. Cuma ada peternak lain menyarankan mengobati hidung sapi yang luka memakai madu dicampur dengan kunyit,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Ni Nyoman Remin. Dia menjelaskan, sapi yang dipeliharanya mulai sakit dengan gejala PMK sejak dua hari lalu. Akibat penyakit itu, sapi miliknya kehilangan nafsu makan. “Hidung luka, mulut keluar buih. Nafsu makan berkurang, makanya sedikit sekali. Saya pelihara dua sapi, keduanya sakit. Tapi yang parah satu, yang satunya mendingan,” jelasnya.

Baca juga:  Sejak Akhir Agustus, RSUD Gema Santi Alami Kekosongan Dokter Spesialis Kandungan

Kepala Distan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah mengatakan, dengan kembali merebaknya PMK, peternak diminta meningkatkan kewaspadaan penularan. Untuk meminimalisir potensi PMK ini, pihaknya telah melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman dan risiko bahaya penyakit hewan menular ini.

“Selain itu, kita juga meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan/ternak rentan, produk hewan dan media pembawa penyakit hewan lainnya yang berisiko tinggi dari/dan ke wilayah daerah tertular, serta melaksanakan prinsip-prinsip biosekuriti pada unit usaha peternakan, seperti pasar hewan, shorum/tempat penjualan ternak dan peternak atau masyarakat yang memelihara hewan ternak, dilakukan kegiatan spraying dan pembagian disinfektan,” kata Siki Ngurah.

Baca juga:  Brasil Hentikan Uji Coba Vaksin COVID-19 Buatan Sinovac

Siki Ngurah mengatakan, pihaknya secara rutin melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan pada pasar hewan dan tempat jual beli ternak sapi, melakukan KIE kepada peternak terkait bahaya PMK dan jika ditemukan agar segera melaporkan ke petugas kesehatan hewan, dan melakukan vaksinasi PMK pada sapi. “Dari provinsi kita mendapat jatah vaksinasi PMK tahap I sebanyak 3.400 dosis, dan kegiatan vaksinasi rencana akan dimulai Senin depan,” imbuhnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN