AMLAPURA, BALIPOST.com – Pelaksanaan upacara Usaba Pitra di Pura Dalam Puri, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem kembali akan dilaksanakan pada tahun 2025. Sesuai jadwal, upacara nyejer selama tujuh hari, untuk Puncak Usaba jatuh pada 2 Februari 2025 mendatang.
Serangkaian Dengan pelaksanaan Usaba tersebut, pada Redite Umanis, Wuku Kelawu, Sasih Kapitu 19 Januari 2025, telah dilaksanakan Rapat Pembentukan Prawartaka Usaba Dalem Puri. Dalam kegiatan itu dihadiri Porkopincam Rendang, Pemucuk Pura Agung Besakih, Pinandita Pura Agung Besakih, MDA Kecamatan Rendang, Ketua PHDI Kecamatan Rendang, Bendesa Adat Besakih, Petajuh Kerta Desa, Manggala Sabha Desa Adat Besakih
Kemudian dihadiri Ketua Pecalang Desa Adat Besakih,Perbekel Desa Besakih, Kepala Badan F.K.S.P.A Besakih, Kepala Polisi Sektor Besakih, Bhabinkamtibmas Desa Besakih, Babinsa Desa Besakih, Kordinator Dinas Perhubungan Pos Besakih, Klian Banjar Adat dan dinas Kedungdung, Beserta Prejuru Pemaksaan Ulunkulkul.
Pemangku Pura Dalem Puri, I Gusti Mangku Kubayan Duran mengatakan, kalau Usaba Pura Dalem Puri 2025 akan nyejer selama tujuh hari. Upacara akan dimulai pada 28 Januari yang diawali dengan upacara petabuhan upacara Pitra dan nedunang pralingan Ida bhatara. Kemudian 29 Januari sampai dengan 1 Februari katuran ayaban di Pura Dalem Puri.
“Untuk puncak Usaba akan dilaksanakan pada 2 Januari. Puncak Usaba akan dimulai pukul 10.00 WITA. Kemudian pecayan di Pura Ulun Kulkul pukul 11.00 WITA. Sedangkan untuk upacara penyineban akan dilakukan pada 3 Februari pukul 16.00 WITA di Pura Merajan Slonding,” katanya.
Untuk diketahui, upacara Usaba Dalem Puri merupakan Usaba Pitra. Para pemedek yang datang untuk melakukan persembahyangan menggelar upacara Nyodaang Sang Pitra, di Tegal Penangsaran, jaba yang berada di sisi utara dan timur Pura Dalem Besakih. Dan sebelum upacara nyodang, para pemedek yang lebih dulu melakukan persembahyangan di Pura Prajapati dan Pura Dalem. Kemudian dilanjutkan matur piuning dan terakhir melaksanakan upacara nyodang pitra, dan terakhir menghaturkan persembahan banten kepada arwah yang belum diaben maupun sudah diaben. (Eka Paranada/Balipost)