DENPASAR, BALIPOST.com – Korban jiwa bencana longsornya senderan milik warga di Jalan Kendedes Gang I, Desa Ubung Kaja bertambah kembali pada Senin (20/1) sore. Hal ini setelah ditemukannya satu korban lagi, Sarif sekitar pukul 16.30 WITA.
Total korban jiwa dalam bencana ini mencapai 5 orang dari 8 orang yang tertimbun. Tiga orang lainnya ditemukan dalam kondisi luka-luka dan telah dirawat di RS.
Diketahui tiga orang korban selamat dalam bencana ini bernama Viki Fernando, Rokim, dan Franky. Sementara korban meninggal dunia bernama Didik, Dwi, Wito, Kresno, dan Sarif.
Sebelumnya, tim gabungan menemukan satu korban tertimbun longsor, Kresno, dalam kondisi meninggal dunia. Korban ditemukan dari timbunan material longsor sekitar pukul 15.30 WITA.
Dari pantauan di lokasi, penemuan korban dilakukan setelah tim gabungan melakukan pencarian cukup lama. Korban ditemukan setelah tim gabungan mengerahkan alat berat ke lokasi.
Sebelumnya, Kepala Kantor Basarnas Bali, Nyoman Sidakarya mengatakan ada delapan korban dalam kejadian ini. Mereka adalah Frengki, Nado, Rokim, Didik, Sarif, Kresno, Dwi, dan Wa, yang merupakan pekerja bangunan salah satu proyek di Denpasar.
Sebanyak tiga korban dievakuasi dalam kondisi luka-luka dan dilarikan ke RS Surya Husada. Sementara tiga lainnya meninggal dunia dibawa ke RS Prof Ngoerah.
Ia mengatakan tim gabungan mengalami kendala dalam pencarian korban tanah longsor ini adalah rumah yang tertimbun reruntuhan tanah setinggi 50 meter. “Posisi tersebut sangat labil, kami tim SAR gabungan tidak berani melakukan operasi evakuasi secara manual, tadi di awal manual sudah, tapi dua orang ini sedang dalam proses ya, karena masih dalam puing-puing reruntuhan rumah dan tanah-tanah longsoran tebing,” ujarnya.
Basarnas Bali tak dapat memastikan penyebab tanah longsor di Desa Ubung Kaja. Namun semalam Denpasar diguyur hujan lebat dan perlu mitigasi untuk ke depannya mengingat di lokasi dekat longsor juga sempat terjadi bencana serupa.
“Kalau kita melihat kerawanan sekarang ini pasti ada dampak-dampak longsor itu, tetapi dengan kejadian yang sekarang ini harus aparat desa yang mengetahui wilayah desanya, bisa memitigasi hal tersebut supaya masyarakat yang bertempat tinggal bisa diberikan kenyamanan terhindar dari yang tidak diinginkan,” kata Sidakarya. (Eka Adhiyasa/balipost)