TABANAN, BALIPOST.com – Maraknya bencana longsor yang terjadi belakangan ini di sejumlah daerah mengundang perhatian serius Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan. Terlebih, sepuluh desa di empat kecamatan di Kabupaten Tabanan tercatat sebagai wilayah rawan longsor, terutama saat cuaca buruk melanda.
Kepala BPBD Tabanan, I Nyoman Srinada Gir menyebutkan bahwa sepuluh desa yang masuk dalam zona rawan longsor antara lain, Desa Belimbing, Desa Pujungan, dan Desa Sanda di Kecamatan Pupuan. Lalu di Desa Mangesta dan Desa Jatiluwih di Kecamatan Penebel. Desa Perean Kangin, Desa Baturiti, Desa Perean, dan Desa Antapan di Kecamatan Baturiti, serta Desa Tua di Kecamatan Marga.
“Wilayah-wilayah ini memang memiliki kontur tanah yang tidak stabil sehingga rawan terjadi longsor, terutama saat musim hujan seperti sekarang. Longsor tidak seperti banjir yang bisa diantisipasi sepenuhnya. Oleh karena itu, kami meminta masyarakat untuk lebih waspada,” ujar I Nyoman Srinada Gir, Senin (20/1).
Sebagai langkah mitigasi, BPBD Tabanan telah mengedarkan surat imbauan ke kantor camat sejak awal musim hujan. Surat tersebut berisi imbauan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama di titik-titik yang rentan bencana.
“Kami telah meminta camat untuk meneruskan imbauan ini ke desa-desa agar warga lebih siap menghadapi potensi longsor. Selain itu, masyarakat juga diimbau menjaga kelestarian lingkungan, seperti tidak melakukan penebangan pohon di wilayah rawan longsor. Gotong royong dalam menjaga lingkungan sangat penting untuk mengurangi risiko bencana,” tegasnya.
Meski sepuluh desa telah dipetakan sebagai rawan longsor, I Nyoman Srinada Gir menegaskan bahwa ancaman serupa bisa terjadi di wilayah lain, terutama bila terjadi penggundulan lahan di area perbukitan atau tebing. Salah satu kasus terbaru terjadi di Kecamatan Selemadeg Barat, yaitu longsor menimpa akses jalan akibat curah hujan tinggi.
BPBD Tabanan juga terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan siap melakukan penanganan jika terjadi bencana. Warga diharapkan tetap waspada dan segera melaporkan jika menemukan tanda-tanda longsor, seperti retakan tanah atau pergerakan material di lereng bukit. (Puspawati/balipost)