Kepala BI KPw Bali Erwin Soeriadimadja. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Indeks keyakinan konsumen terhadap kinerja ekonomi Bali turun. Hal itu karena tantangan nasional dan global yang menyebabkan ekspektasi konsumen di Bali menurun.

Kepala BI KPw Bali Erwin Soeriadimadja, Selasa (21/1) mengatakan, berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali Desember 2024, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 139,5. Meski berada pada area optimis karena indeksnya di atas 100, namun indeka tersebut menurun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 143,1.

“Indeks yang masih berada di atas 100 ini mencerminkan kepercayaan masyarakat Bali terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga,” ujarnya.

Survei konsumen merupakan survei bulanan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Namun ia optimis, keyakinan konsumen Bali dikatakan akan tetap kokoh meski menghadapi tantangan global dan nasional. Hal ini karena didukung oleh tingkat inflasi yang terkendali di angka 2,34% (yoy) pada Desember 2024, masih berada pada rentang target inflasi sebesar 2,5% ± 1%, serta adanya momentum positif dari perayaan Natal dan Tahun Baru.

Sementara Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) meningkat terutama pada sektor lapangan kerja dan pendapatan. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja tumbuh 2,5% (mtm) menjadi 143,0, sementara Indeks Penghasilan Saat Ini meningkat 1,8% (mtm) menjadi 139,5.

Baca juga:  Usai Jalani Masa Penahanan, WN Australia Dijemput Imigrasi

Namun demikian, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) mengalami penurunan dari 154,3 menjadi 146,3 (-5,2% mtm). Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan IEK meliputi Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja yang turun 7,1% menjadi 143,5, Ekspektasi Kegiatan Usaha yang turun 5,5% menjadi 147,0, serta Ekspektasi Penghasilan yang turun 2,9% menjadi 148,5.

Menurutnya, penurunan ini mencerminkan kehati-hatian konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam enam bulan mendatang, seiring dengan tantangan ekonomi global yang terus berkembang.

Sementara Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali pada Desember 2024 diprakirakan sebesar 118,2 atau secara tahunan tumbuh 8,7% (yoy). Hal ini menunjukkan kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali terus meningkat atau berada di level optimis (>100). IPR tersebut membuat kinerja penjualan eceran di Bali diprakirakan juga terus tumbuh.

Prediksi peningkatan kinerja ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi Bali yang solid dan peningkatan daya beli masyarakat sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendukung pada akhir tahun.

Sebagai contoh, kebijakan penurunan tarif tiket pesawat sebesar 10% selama perayaan Natal dan Tahun Baru mampu menjadi katalisator utama dalam peningkatan konsumsi di Provinsi Bali.

Baca juga:  BB Alami Penurunan, Warga Peru Divonis Cuma 10 Tahun

Data Angkasa Pura menunjukkan adanya pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan asing pada Desember 2024 sebesar 4,69% (yoy) atau sebanyak 1,07 juta wisatawan.

“Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali merupakan survei bulanan terhadap 100 penjual eceran/pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya yang bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi,” jelasnya.

Prakiraan meningkatnya penjualan eceran di Bali pada Desember 2024 didorong oleh pertumbuhan Sub Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi meningkat sebesar 5,5% (mtm), Bahan Bakar Kendaraaan Bermotor meningkat sebesar 4,4% (mtm), sandang meningkat sebesar 3,8% (mtm), Barang Lainnya meningkat sebesar 2,2% (mtm), Makanan, Minuman dan Tembakau serta Barang Budaya dan Rekreasi masing-masing meningkat sebesar 1,1% (mtm), serta Suku Cadang dan Aksesori meningkat sebesar 0,6% (mtm).

Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi terjadi secara merata, tidak hanya terkonsentrasi pada sektor tertentu. Sementara itu pada November 2024, IPR tercatat sebesar 117,2 atau secara tahunan tumbuh 10,1% (yoy). Prospek penjualan eceran di Bali ke depan juga diprakirakan tetap baik.

Baca juga:  Tarif BBNKB I Kendaraan Umum akan Diturunkan

Responden memprakirakan penjualan pada 6 bulan ke depan di bulan Mei 2025 meningkat sebesar 188,0, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 180,0 (IEP > 100). Peningkatan IEP mengindikasikan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Bali akan terus berlanjut.

Dalam menjaga kinerja penjualan eceran dan tingkat konsumsi masyarakat, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali senantiasa bersinergi dalam mengawal kestabilan harga, memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga dan menjaga ekonomi Bali agar terus bergerak dalam jalur pertumbuhan yang berkelanjutan.

Bank Indonesia menekankan pentingnya menjaga stabilitas inflasi Bali untuk mendukung daya beli masyarakat. Inflasi yang terkendali akan berkontribusi positif terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga, pertumbuhan investasi, dan produktivitas ekonomi Bali.

Ia berharap sentimen positif konsumen tetap terjaga sehingga dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, di tengah dinamika ekonomi global dan nasional yang penuh tantangan. “Sinergi bersama Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat daya beli masyarakat,” ujarnya. (Citta Maya/Balipost)

 

BAGIKAN