DENPASAR, BALIPOST.com – Tren positif kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) pada tahun 2024 di Bali yang mencapai 6,3 juta menjadi acuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan di tahun 2025. Pada tahun ini Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pariwisata (Dispar) menargetkan jumlah kunjungan wisman mencapai 6,5 juta orang.
Sedangkan, kunjungan wisatawan domestik (wisdom) ditargetkan 10,5 juta orang. “Tahun ini kita menargetkan (kunjungan wisman,red) batas bawah 6 juta orang, dan batas atas 6,5 juta orang. Domestiknya, batas bawah 10 juta orabg batas atasnya 10,5 juta orang,” ujar Kepala Dispar Bali, Tjok Bagus Pemayun, seusai peluncuran Bali Calendar of Event 2025, Selasa (21/1).
Tjok Bagus Pemayun menjelaskan target kunjungan wisman dan wisdom ini bukan tanpa alasan. Sebab, pada tahun 2024 capaian kunjungan wisman telah mencapai 6,3 juta orang. Jumlah ini hanya dihitung dari direct flight. Sedangkan, yang turun atau transit di Jakarta dan dari Gilimanuk belum dihitung.
“Yang jelas, yang ketika turun di Jakarta dia pakai domestik flight dia tidak dihitung. Saya yakin itu 7 juta tembus totalnya, tambahan 700 ribu ya. Dengan asumsi per hari 2 ribu aja kali 30 sekian kali sekian. Jadi, target dari Pak Menteri Sandiaga Uno sebelumnya 7 juta sudah tercapai. Tetapi yang bisa kami hitung yang bisa kami tanggung jawabkan pada yang 6,3 juta itu,” ungkapnya.
Melihat tren tersebut, Tjok Bagus Pemayun optimis target wisman tahun 2025 sebanyak 6,5 juta bisa tercapai. Tentu hal ini dibarengi dengan meningkatkan berbagai strategi. Pertama, dengan penambahan direct flight yang bekerja sama dengan pihak airline. Kedua, gencar melakukan promosi secara kolektif dan mengikuti event-event yang ada di internasional.
Apalagi, dikatakan bahwa sepanjang tahun 2025 ini Bali akan menyuguhkan sebanyak 45 event festival seni, budaya, hingga olahraga internasional. Bahkan, 9 diantaranya tengah diusulkan agar masuk Kharisma Event Nusantara. Sehingga, promosinya lebih gencar untuk menarik jumlah kunjungan wisatawan ke Bali.
Di sisi lain, Tjok Bagus Pemayun mengungkapkan berbagai tantangan masih dihadapi pariwisata Bali di tahun 2025 ini. Tiga yang paling menonjol adalah masalah kemacetan, sampah, dan alih fungsi lahan.
“Tiga hal ini yang menonjol. Untuk itu, bagaimana nanti kita mulai melakukan penegakan-penegakan hukum, karena secara regulasi tadi teman-teman pariwisata mengatakan kita sudah komplit sekali tinggal sekarang menjalankan implementasi. Kami sebagai pemerintah sebagai regulator dan fasilitator, apa yangg menjadi permasalahan kami sudah petakan, ini kita tinggal tindak lanjuti,” tandasnya. (Ketut Winata/balipost)