TABANAN, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan terus berupaya memastikan efektivitas program penanggulangan kemiskinan dengan melakukan evaluasi menyeluruh. Dalam rapat evaluasi yang digelar belum lama ini di ruang rapat Bappeda Tabanan, sejumlah program yang telah dijalankan selama 2024 dievaluasi guna menyusun langkah strategis untuk 2025.
Rapat dipimpin Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Tabanan, I Made Agus Hartawiguna dan melibatkan seluruh stakeholder terkait. Evaluasi ini bertujuan memastikan kemiskinan ekstrem yang masih tersisa dapat ditekan lebih jauh.
“Secara keseluruhan, angka kemiskinan ekstrem di Tabanan telah menurun secara signifikan berkat berbagai program yang telah dijalankan. Namun evaluasi tetap perlu dilakukan untuk penyempurnaan program di tahun 2025,” ujar Agus, Kamis (23/1).
Sementara itu, Kepala Bappeda Tabanan I Gede Urip Gunawan menyampaikan bahwa upaya penurunan angka kemiskinan ekstrem menunjukkan hasil positif. Berdasarkan data, pada Desember 2022 terdapat 166 orang dari 50 KK masuk kategori kemiskinan ekstrem.
Jumlah ini menurun menjadi 145 orang dari 46 KK pada Desember 2023, dan hingga Mei 2024 angka tersebut kembali turun menjadi 72 orang dari 20 KK. “Kami optimistis dengan kolaborasi yang baik, angka ini dapat ditekan hingga 80 persen, menyisakan hanya 10-20 orang saja di akhir 2025,” ungkap Urip Gunawan.
Upaya menurunkan kemiskinan ekstrem di Tabanan mulai dari bantuan bedah rumah, pembiayaan BPJS untuk warga kurang mampu hingga dukungan pendidikan. Tidak hanya itu, sektor swasta melalui corporate social responsibility (CSR) turut dilibatkan untuk membantu masyarakat miskin ekstrem.
Program ini menargetkan angka kemiskinan ekstrem dapat turun hingga 5 persen dari data awal Oktober 2022 yang mencatat 5.541 KK sebagai penduduk miskin ekstrem. “Kini angka tersebut sudah menyisakan 20 KK atau 72 orang. Kami akan terus melakukan pendekatan strategis untuk mencapai target penurunan ini,” tambah Urip Gunawan.
Terkait dengan data kemiskinan ekstrem masih tersebar di tujuh kecamatan, dengan Kecamatan Marga mencatat jumlah tertinggi yakni sebanyak 7 KK atau 27 jiwa. Kecamatan lainnya mencatat jumlah lebih kecil, seperti Selemadeg sebanyak 2 KK atau 10 jiwa, Kerambitan (3 KK atau 9 jiwa), Pupuan (3 KK atau 9 jiwa), Selemadeg Barat (2 KK atau 7 jiwa), Baturiti (2 KK atau 6 jiwa), dan Kediri sebanyak 1 KK atau 4 jiwa. (Puspawati/balipost)