Puluhan warga binaan di Rutan Kelas II Bangli turut berpartisipasi menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Bangli, Rabu (27/11/2024). (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangli mulai mengkaji penyebab turunnya tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Pada Pilkada November 2024, tingkat partisipasi pemilih di Bangli hanya 78,40 persen. Partisipasi ini turun dibandingkan pelaksanaan Pilkada 2020 yang mencapai 83,03 persen.

Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM I Made Surya Dharma Yudha, Senin (27/1) mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa untuk melaksanakan kajian terhadap turunnya tingkat partisipasi pemilih pada pilkada 2024. Riset atau kajian yang dibiayai dengan anggaran Rp 40 juta ini dilaksanakan selama sebulan.

Baca juga:  40 Desa/Kelurahan Mengajukan PKM, Segini Sudah Disetujui

Hasil kajian nantinya akan dijadikan bahan evaluasi oleh KPU Bangli untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah tahun selanjutnya.

Menurut Surya Dharma, ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya tingkat partisipasi pemilih pada pilkada 2024 dibandingkan pilkada 2020. Salah satunya karena jarak waktu pemilu dengan Pilkada cukup dekat sehingga membuat adanya kejenuhan masyarakat dalam memilih. Namun demikian untuk mengetahui lebih mendalam terkait penyebab penurunan partisipasi pemilih, pihaknya memandang perlu melaksanakan kajian dengan melibatkan perguruan tinggi.

Baca juga:  Dibidik KPK, Studi Kelayakan Pengadaan LNG Pertamina

Selain mengkaji soal turunnya tingkat partisipasi pemilih, KPU Bangli juga melaksanakan kajian mengenai metode dan media sosialisasi Pilkada 2024. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN