Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1/2025). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Ekonomi Indonesia diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5,1 persen year on year (yoy) pada 2025 dan 5,1 persen (yoy) pada 2026.

Angka itu masih sama dengan proyeksi IMF periode Oktober 2024, sebagaimana laporan World Economic Outlook (WEO) Update Januari 2025, yang dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (27/1).

IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen (yoy) sepanjang 2024 atau berbeda 0,5 poin dibandingkan capaian 2023 yang 5,05 persen (yoy).

Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 baru akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Februari 2025.

Dari regional Asia, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan, namun lebih rendah dibandingkan proyeksi IMF periode Oktober 2024.

Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi Arab Saudi yang direvisi ke bawah 1,3 poin menjadi hanya tumbuh sebesar 3,3 persen (yoy) pada 2025, seiring adanya perpanjangan pemangkasan produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+).

Baca juga:  Turnamen FIFA 19 FUT Terbesar di Indonesia Memasuki Babak 16 Besar

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Arab Saudi diproyeksikan akan berada di level 4,1 persen (yoy) pada 2026.

Dari China, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu sebesar 4,6 persen (yoy) pada 2025, atau terdapat revisi ke atas 0,1 poin dibandingkan proyeksi IMF pada Oktober 2024 yang sebesar 4,5 persen (yoy).

Pada 2026, ekonomi China diproyeksikan tumbuh 4,5 persen (yoy).

Untuk India, proyeksi IMF masih tetap sama dibandingkan proyeksi periode Oktober 2024 yaitu tumbuh sebesar 6,5 persen (yoy) pada 2025 dan 6,5 persen (yoy) pada 2026.

Dari kawasan Eropa, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan meningkat secara bertahap dengan ketegangan geopolitik tetap akan menjadi sentimen utama.

Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa diproyeksikan berada di level 1,0 persen (yoy) pada 2025, atau menurun 0,2 poin dibandingkan proyeksi IMF periode Oktober 2024 yang tumbuh 1,2 persen (yoy).

Baca juga:  Brida Badung Sosialisasikan HKI

Kemudian, ekonomi kawasan Eropa diproyeksikan tumbuh menjadi 1,4 persen (yoy) pada 2026 atau tidak berubah dibandingkan proyeksi IMF periode Oktober 2024.

Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa tahun 2026 akan ditopang oleh permintaan domestik yang kuat seiring kondisi keuangan yang longgar serta ketidakpastian yang diperkirakan akan mereda.

Dari Amerika Serikat (AS), IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam akan berada di level 2,7 persen (yoy) pada 2025, atau lebih tinggi sebesar 0,5 poin dibandingkan proyeksi IMF periode Oktober 2024.

Pertumbuhan ekonomi itu akan ditopang oleh permintaan yang kuat, kebijakan moneter yang lunak, pasar tenaga kerja yang kuat, percepatan investasi, serta kondisi keuangan yang mendukung.

Baca juga:  Menghadapi Badai Krisis

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan akan melambat pada tahun 2026 menjadi hanya sebesar 2,1 persen (yoy).

Secara keseluruhan di tingkat global, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3 persen (yoy) pada 2025 dan 2026, atau di bawah rata-rata historis dari 2000 sampai 2019 yang sebesar 3,7 persen.

Kemudian, Inflasi utama global diproyeksikan akan menurun menjadi 4,2 persen pada 2025 dan menjadi 3,5 persen pada 2026, atau kembali ke target lebih awal di negara-negara maju dan di negara-negara berkembang.

IMF menilai bahwa untuk mengelola risiko global tersebut diperlukan fokus kebijakan yang tajam untuk menyeimbangkan trade-off antara inflasi dan aktivitas sektor riil, membangun kembali penyangga ekonomi, serta mengangkat prospek pertumbuhan jangka menengah melalui peningkatan reformasi struktural serta aturan dan kerja sama multilateral yang lebih kuat. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN