
MANGUPURA, BALIPOST.com – Lahan eks Sari Club (SC) di Kabupaten Badung, yang sebelumnya digunakan oleh para pedagang, kini telah dikosongkan. Lahan seluas 15 are tersebut akan dibangun Museum Taman Perdamaian Bali, yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung sebagai bentuk komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gede Eka Sudarwitha, mengungkapkan lahan tersebut telah resmi dibeli oleh Pemkab Badung pada Desember 2024 dengan nilai mencapai Rp 60 miliar. “Ini sesuai dengan kebijakan Pemkab Badung. Museum ini tidak hanya akan menjadi ruang refleksi, tetapi juga simbol perdamaian,” ujarnya.
Museum Taman Perdamaian ini dirancang sebagai fasilitas terintegrasi. Selain ruang terbuka hijau, museum tersebut akan dilengkapi dengan ruang pamer, ruang koleksi, ruang edukasi (baik berupa audio-visual maupun ruang pertemuan), dan berbagai sarana penunjang lainnya.
Bahkan, fasilitas parkir direncanakan akan berada di basement dua lantai untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. “Saat ini, kami sedang dalam proses Detail Engineering Design (DED) yang diharapkan selesai tahun ini. Jika semua berjalan sesuai rencana, pembangunan fisik akan dimulai pada tahun 2026,” katanya.
Museum ini bukan semata-mata untuk mengenang tragedi Bom Bali yang terjadi dua kali, melainkan juga untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan toleransi. “Melalui museum ini, kita ingin menanamkan pentingnya hidup berdampingan dengan damai dan saling menghargai perbedaan,” jelasnya.
Ketua DPRD Kabupaten Badung, I Gusti Anom Gumanti, mendukung penuh rencana ini. Menurutnya, lahan eks Sari Club telah selesai pembayarannya pada November 2024. “Museum ini akan menyimpan dokumen-dokumen penting tragedi Bom Bali, sekaligus menjadi pengingat bagi generasi mendatang untuk selalu menjaga perdamaian,” ujarnya.
Gumanti juga menyebut bahwa pembangunan museum ini merupakan hasil aspirasi masyarakat dan sejumlah dewan yang ingin menjadikan peristiwa kelam tersebut sebagai pelajaran berharga. “Dengan museum ini, kita ingin memastikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian tidak pernah pudar,” ungkapnya.
Proyek ini akan dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Badung tahun 2026. Saat ini, desain dan perencanaan terus dimatangkan. Museum Taman Perdamaian diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata edukasi, tetapi juga menjadi simbol Bali sebagai pulau yang menjunjung tinggi perdamaian dunia.
Dengan pembangunan museum ini, Pemkab Badung ingin memastikan bahwa tragedi Bom Bali bukan sekadar catatan kelam, melainkan sebuah pengingat pentingnya menjaga kerukunan dan harmoni antarumat manusia. (Parwata/balipost)