DENPASAR, BALIPOST.com – Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 di Vihara Satya Darma Benoa, Bali, Rabu (29/1), dihadiri lebih dari 1.500 warga Tionghoa.
Umat maupun wisatawan datang mengenakan pakaian didominasi warna merah sebagai simbol keberuntungan. Umat terlihat membawa dupa dan persembahan sebagai ungkapan syukur serta harapan akan keberkahan di tahun baru.
Selain ritual keagamaan, suasana di sekitar Vihara Satya Darma pun terlihat semarak dengan dekorasi khas Imlek seperti lampion merah dan ornamen bernuansa emas.
Salah seorang panitia dan pengelola Vihara Satya Darma, Ninik menjelaskan meskipun kapasitas Vihara tidak dapat menampung umat ribuan orang, namun umat yang datang beraturan menunggu giliran untuk melakukan persembahyangan di dalam maupun area luar Vihara.
Dia mengatakan, tidak ada atraksi khusus pada perayaan Imlek tahun ini. Semua area Vihara pun sudah disterilkan sejak beberapa sebelumnya.
“Kegiatan hari ini sebenarnya kelanjutan dari kemarin, umat datang sembahyang berlanjut tadi malam pergantian tahun. Kondisi Vihara juga sudah dibersihkan dari jauh hari,” katanya dikutip dari Kantor Berita Antara, Rabu (29/1).
Dalam catatan panitia, pada Rabu (29/1) umat mulai berdatangan sejak pukul 06.00 Wita hingga pukul 24.00 Wita. Puncak kunjungan umat ke Vihara sudah terasa sejak Selasa (28/1) malam hingga sore nanti.
Dia berharap, perayaan tahun ini membawa berkat bagi semua umat yang merayakan, juga kepada semua orang agar mengutamakan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Salah satu pengunjung, Peter asal Surabaya yang sudah merantau 10 tahun di Denpasar memilih untuk beribadah di Vihara Satya Darma Benoa bersama kedua anaknya karena lokasinya lumayan dekat dengan tempat tinggalnya di Denpasar.
Selain itu, sembayang di Vihara tersebut merupakan tradisi yang ia lakukan bersama keluarganya. “Harapan terbesar tahun ini semoga kita semua diberikan kesehatan, kebahagiaan dan kedamaian,” katanya.
Setelah beribadah di Vihara Satya Darma, rencananya Peter dan anak-anak berkumpul bersama keluarga di Denpasar dan Badung.
Sementara Febi (44) asal Denpasar antusias mengikuti alur peribadatan seperti berdoa di depan dewa langit, pembakaran kertas dan uang kuning untuk leluhur.
Dia berharap, tahun ini peperangan di seluruh dunia dihentikan dan terciptanya kedamaian bagi semua orang. “Semoga semua selamat dan perang berhenti,” kata Feby.
Selain warga lokal, puluhan WNA juga tampak menikmati suasana di Vihara Satya Darma karena selain tempat ibadah, Vihara tersebut merupakan salah satu tujuan wisata religi di Denpasar.
Di luar Vihara, Sumadi (37) dan Catur (43), penjual burung pipit asal Surabaya mengaku mendapatkan berkah setiap perayaan Imlek. Mereka mengaku bisa menjual minimal 2.000 ekor burung selama ada umat yang beribadah di Vihara Satya Darma Benoa. Kondisi tersebut, tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. (Kmb/Balipost)