Wakil Ketua Umum Kadin Bali Bidang Keuangan dan Perbakan I Made Arya Amitaba. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah mencanangkan 2045 sebagai Indonesia emas. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memperkuat peran wanita dalam perekonomian lewat edukasi sehingga mampu melahirkan generasi emas. Demikian mengemuka dalam seminar Memuliakan Wanita yang berlangsung Jumat (31/1).

Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Bali Bidang Keuangan dan Perbakan, I Made Arya Amitaba, semua pihak harus mulai sadar bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki untuk menguatkan perekonomian daerah, salah satunya dengan menguatkan peran wanita. Selain edukasi di bidang ekonomi dan keuangan, wanita juga perlu mendapat edukasi menata perkawanan sebelum perkawinan agar tercipta generasi emas sesuai cita-cita Indonesia.

Baca juga:  Wanita Tewas Terjatuh ke Jurang Bukit Payang

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama BPR Kanti ini menyebutkan wanita adalah salah satu potensi pasar yang dapat digarap lembaga keuangan mikro (LKM), seperti BPR. Ia mencontohkan, BPR yang dipimpinnya, hampir 48 persen pangsa pasarnya adalah wanita.

Dikatakannya, tingginya persentase wanita yang memanfaatkan LKM di Bali itu menandakan peran mereka yang cukup vital dalam perekonomian keluarga. “LKM dapat mendukung wanita melahirkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045, salah satunya dengan program literasi kepada wanita,” jelasnya.

Baca juga:  Ini, Larangan Anggota Polri Selama Pilkada

Sementara itu, Kepala OJK Bali, Kristrianti Puji Rahayu mengatakan, berdasarkan data OJK per November 2024, penyaluran kredit mencapai Rp111,77 triliun. Nilai tersebut, tumbuh 6,87 persen yoy lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 6,14 persen yoy.

Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,93 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM yang dominan dikerjakan wanita. Kredit ke UMKM ini pun tumbuh 7,44 persen yoy.

Baca juga:  Optimis Bisa Tercapai, Target Indonesia Emas 2045

Sementara kualitas kredit perbankan di Bali 3,23 persen, lebih tinggi dibandingkan November 2023 yang sebesar 3,12 persen. “Meski demikian kami menilai per posisi November 2024, industri jasa keuangan di Bali terjaga stabil didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN