BANGLI, BALIPOST.com – Warga Pura Kawitan Kayuselem Gwasong akan menggelar Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih, Padudusan Agung, Tawur Agung Balik Sumpah, Lebur Sangsa, Menawa Gempang dan Anta Sapa Agung.
Karya agung digelar setelah semua pelinggih dan penyengker serta bangunan lainnya selesai direnovasi. Untuk puncak ritual ini akan berlangsung pada Redite Wage Wuku Kuningan, 27 April 2025 mendatang.
Digelarnya karya Padudusan Agung ini tujuannya untuk keseimbangan antara bhuana agung dengan bhuana alit.
Jro Mangku Pamucuk Kawitan Kayuselem, Jro Saba didampingi sejumlah penglingsir mengatakan rangkaian karya ini dimulai sejak Anggara Umanis Wuku Wayang pada 14 Januari 2025 yaitu mapiuning, maguru piduka, bendu piduka, nyukat genah, nanceb sanggar lan tetaring dan ngawitin karya uparengga.
Sejak itu, pengempon Pura Kawitan yang letaknya di balik bukit Desa Songan, Kintamani, Bangli ini melaksanakan ayah-ayahan.
Bahkan tiap harinya ratusan orang datang untuk ngayah agar nantinya semua ritual yang dilaksanakan berjalan lancar.
Untuk upacara pemelaspasan uparengga, nyepih lan nyakap, ngingkup karang, memukuh mlaspas wewangunan sami, melaspas pratima Ida Bhatara akan dilaksanakan pada Buda Kliwon Wuku Sintha, 12 Februari 2025.
Dilanjutkan pekan depannya yakni tanggal 19 Februari digelar upacara nunas tirta pamuket. Untuk puncak karya dilaksanakan pada 27 April 2025. Dalam puncak karya ini juga digelar upacara mapeselang, padudusan agung, menawa ratna, Ida Bhatara tedun kaperayungan, Ida Bhatara tedun ke padanan, puncak wali dan nangun ayu.
Jro Saba menambahkan Karya Padudusan Agung ini dilaksanakan untuk kedua kalinya. Sebelumnya, upacara yang sama digelar tahun 1995.
Sejak 2014, warga Kayuselem kembali melakukan renovasi sejumlah pelinggih, penyengker dan bangunan lainnya. Utama dan madya mandala diperluas, sehingga bisa menampung lebih banyak umat yang hendak tangkil ke hadapan Ida Bhatara Kawitan. Nah tahun ini selesai direnovasi, maka digelarlah Karya Agung ini.
Lanjut dia, untuk biaya renovasi dan upakara ini bersumber dari urunan krama pangempon. Kemudian, dana punia dari umat di seluruh Bali, bahkan juga dari luar Bali.
Ada pula sumbangan dari pemerintah Kabupaten Badung senilai Rp6,2 miliar.
Sementara untuk pangempon Pura Kawitan Warga Kayuselem Gwasong yakni dua dadia di Desa Songan yang jumlah kurang lebih 300 KK dan sekitar 750-an dadia di seluruh Bali. (Pramana Wijaya/balipost)