GIANYAR, BALIPOST.com – Desa Adat Ubud, Kelurahan Ubud, Kabupaten Gianyar menggelar karya agung berlangsung di Pura Parahyangan Jagat Payogan Gunung Lebah Campuhan, Ubud.

Karya tersebut adalah Padudusan Agung Mapaselang, Tawur Panca Wali Krama lan Mapadanan yang puncaknya pada buda kliwon sinta, Rabu (12/2).

Manggala Karya, Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang juga akrab disapa Cok Ace mengatakan sesuai dresta loka bahwa setiap tahun di Pura Parahyangan Jagat Payogan Gunung Lebah, digelar karya “nyatur”.

Kemudian setiap lima tahun sekali digelar karya “mapaselang” dengan menggunakan hewan kerbau atau kebo satu ekor. Setiap 10 tahun digelar karya “Tawur Agung dan Mepadanan” dengan srana kerbau  sebanyak tiga ekor. Serta setiap 30 tahun sekali digelar karya “Tawur Panca Wali Krama Madya” dengan menggunakan hewan kerbau sebanyak 13 ekor.

Baca juga:  Ngaku Perlu Modal Nikahi Istri Siri, Buruh Ini Nekat Bobol Rumah Kosong

Mantan Wakil Gubernur Bali ini menjelaskan untuk nyanggra karya ini selain krama dari 17 Desa Adat Ubud, juga  krama dari Kecamatan Tegallalang, dari Batur Bangli dan dari Klungkung.

Di Pura Parahyangan Jagat Payogan Gunung Lebah ini menyimpan sejarah perjalan Rsi Markandya dengan sejumlah pengikutnya pada Abad ke sembilang dimana ada bukti alat lesung dari batu, dapur, serta tempat payogan di pertemuan dua sungai ini.

Baca juga:  Terpergok Mencuri, Pria 52 Tahun Diamankan Polisi

Dikatakan, dalam rangkaian karya agung ini sudah dilangsung sejumlah karya, seperti Tawur Panca Walikrama lan Mapadanan di Pura Parhyangan Jagat Payogan Gunung Lebah, Tukad Campuhan Ubud pada  Sukra Kliwon, Wuku Watugunung, Jumat 7 Februari 2025.

Cok Ace menambahkan Pura Gunung Lebah merupakan salah satu petilasan suci Rsi Markandeya saat datang  dari Dieng, Jawa Timur ke pulau Bali. Sebelum menuju kawasan Basukian, yang kini dikenal dengan Pura Besakih di Karangasem, Sang Rsi sempat membangun pola-pola menuju kesejahteraan hidup masyarakat hingga terwujud subak.

Baca juga:  Meningkat, Umat Hindu Ngaben di Krematorium 

Selama perjalanan ke Bali hingga tinggal di hilir Sungai Wos Lanang dan Wadon, kini menjadi Campuhan, Ubud, Rsi Markandeya diiringi 400 orang pengikut. Hilir Tukad Campuhan inilah kini menjadi Pura Parahyangan Jagat Payogan Gunung Lebah, Tukad Campuhan Ubud. (Agung Yuliantara/denpost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN