![Pedagang Kembali Menjamur Disepanjang Jalan Menuju Pura Penataran Agung Besakih 2](https://www.balipost.com/wp-content/uploads/2025/02/balipostcom_pedagang-kembali-menjamur-disepanjang-jalan-menuju-pura-penataran-agung-besakih_02-696x464.jpg)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Para pedagang yang berjualan di sepanjang jalan menuju Puru Penataran Agung Besakih menjamur. Kondisi tersebut disayangkan oleh Wakil Ketua DPRD Karangasem I Gusti Agung Dwi Putra karena dinilai mengganggu estetika dan kenyamanan para pemedek.
Dwi mengungkapkan di balik megahnya penataan yang dilakukan justru seperti kembali ke masa belum ada penataan, dimana pedagang bebas berjualan hingga di kawasan tersebut. Menurutnya, bagi pemedek maupun wisatawan pemandangan tersebut kurang enak dilihat bahkan terkesan kumuh.
“Seharusnya pihak terkait dalam hal ini Badan Pengelolan bisa menegakkan aturan sehingga fasilitas yang ada benar-benar bisa difungsikan dan Pura Besakih nyaman bagi pemedek. Nanti, Ini harus dicarikan solusi, mestinya Badan Pengelola dengan pihak desa adat duduk bersama cari solusi agar tidak sampai seperti itu, kasihan penataan dengan fasilitas yang bagus tetapi tetap seperti dulu pedagang bebas berjualan dijalur yang harusnya steril,” ujarnya saat menghadiri upacara mejaya-jaya di Pura Besakih, Rabu (12/2).
Pria yang akrab disapa Gung Dwi itu berharap, agar para pedagang ini bisa dicarikan tempat strategis sehingga tidak berjualan di areal Pura. Para pemedek yang sudah selesai berkunjung, jalur pulangnya bisa dibuat melalui atau memasuki areal tempat belanja.
Menurut salah seorang pedagang yang berjualan di jalur bencingah, mereka mulai berjualan di kawasan tersebut sudah sejak 6 bulan terakhir. Pedagang tersebut mengakui bahwa mendapat bagian kios pada proyek penataan sebelumnya, hanya saja karena posisinya yang kurang strategis sehingga tidak ada yang datang berbelanja ke tempatnya.
“Sudah sekitar 6 bulan kami jualan disini, saya dapat kios tapi posisinya didalam jadi tidak ada yang datang belanja kesana makanya saya jualan disini,” katanya. (Eka Parananda/balipost)