![Efesiensi Anggaran Diharapkan Tak Matikan Pariwisata 1](https://www.balipost.com/wp-content/uploads/2025/02/balipostcom_efesiensi-anggaran-diharapkan-tak-matikan-pariwisata_01-696x464.jpg)
DENPASAR, BALIPOST.com – Kebijakan efesiensi anggaran yang perjalanan dinas dan seminar menjadi salah satu di dalamnya diharapkan tidak mematikan sektor lain. Seperti halnya pariwisata, khususnya di Bali yang bertumpu pada sektor tersebut.
Ketua Bali Vila Association (BVA) Putu Gede Hendrawan saat diwawancarai, Kamis (13/2) mengatakan, meski kebijakan ini tidak berimbas besar bagi hunian vila, pihaknya berharap agar tidak sampai mematikan sektor lain, terutama akomodasi yang selama ini mengandalkan MICE (meeting Incentives, conventions and exhibitions). Menurutnya, hotel yang mengandalkan kegiatan MICE akan cukup terdampak dari kebijakan ini.
Demikian menurutnya, kebijakan tersebut harus dipikirkan dampaknya pada sektor lain terutama hotel yang bergantung pada kegiatan tersebut. “Bagaimana pun mereka (hotel) kan akan membayar pajak dan pajaknya itu dibayar dari penghasilan,” katanya.
Demikian dikatakannya, vila di Bali selama ini lebih banyak bergantung pada wisatawan mancanegara (wisman). Hal ini karena jumlah kamar di vila terbatas serta tidak banyak yang memiliki fasilitas MICE. Dengan itu jarang bisa menjadi tempat pelaksanaan MICE dan cenderung lebih menjaring wisman. Sehingga diakuinya sektor vila tidak terlalu terdampak pada kebijakan efesiensi anggaran tersebut.
Demikian terkait promosi dengan mengandalkan kegiatan MICE di Bali, Hendrawan mengatakan, tentu memiliki dampak terhadap pelaksanaan MICE. Namun dampak yang dirasakan lebih kepada pelaksanaan MICE berskala internasional. “Kalau peserta internasional biasanya banyak yang jumping akan mencoba vila setelah pelaksaan event. Kalau domestik jarang yang melanjutkan liburan ke vila, kalau ada yang lanjut paling tetap memilih hotel. Mereka kan juga punya musim liburan, mereka akan datang lagi di luar acara kedinasan untum berlibur,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya belum lama ini mengatakan, dampak terhadap pariwisata Bali tentu ada terutama pada kegiatan MICE di Bali baik itu nasional dan internasional. Hal ini pun menurutnya menambah tantangan bagi industri pariwisata di Bali pada tahun 2025 ini.
Untuk itu, pihaknya mengaku, industri pariwisata harus mampu menggenjot kunjungan wisman ataupun kegiatan internasional di Bali untuk meningkatkan okupansi kamar hotel. “Kita harus punya solusi lain. Kita harus bisa menggrab (mengambil) internasional meeting di Bali. Pertama kita ketahui, Bali sudah sangat dikenal, kedua infrastruktur dan fasilitas sudah berskala internasional. Ketiga kita punya hotel yang cukup dengan servis yang baik,” katanya. (Widiastuti/bisnisbali)