Suasana seminar bertema "Aksara Bali di Era Digital" yang diselenggarakan Sabtu (15/2) di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar. (BP/Agus Pradnyana)

DENPASAR, BALIPOST.com – Orang Bali harus bangga. Meski pun pulau kecil dengan penduduk sedikit tapi memiliki bahasa dan aksara sendiri. Bahkan, aksara dan bahasa Bali ini sudah terdigitalisasi mengikuti perkembangan teknologi modern. Demikian mengemuka dalam seminar bertema “Aksara Bali di Era Digital” yang diselenggarakan Sabtu (15/2) di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar.

Hadir sebagai pembicara Gubernur Bali Terpilih, Wayan Koster dan dua narasumber lainnya, I Made Suatjana dan Cokorda Rai Adi Pramartha.

Baca juga:  Laporan KNKT Sebut Pilot dan Kopilot Batik Air Tidur saat Penerbangan

Suatjana, seorang ahli dalam perkembangan aksara Bali, khususnya dalam bidang digitalisasi font aksara Bali menyampaikan pentingnya Aksara Bali dalam dunia digital. Menurutnya, masyarakat Bali harus bangga terhadap aksara dan bahasa mereka. “Kita perlu bangga sebagai orang Bali. Meskipun jumlah penduduknya kecil, kita memiliki aksara dan bahasa tersendiri yang masih terawat,” ungkapnya.

Suatjana menekankan pentingnya digitalisasi Aksara Bali. “Mengadaptasikan Aksara Bali ke dalam dunia digital menunjukkan bahwa Bahasa Bali adalah bahasa yang hidup dan lengkap dengan aksaranya. Banyak bangsa dan suku memiliki bahasa tetapi tidak memiliki aksara, sementara kita memilikinya dan harus bangga akan hal itu,” jelasnya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Melonjak Lagi! Di Atas 500 Orang

Dalam upaya melestarikan dan mempopulerkan aksara Bali di era digital, ia menilai kemajuan teknologi telah menjadi sarana yang sangat membantu. “Dengan digitalisasi ini, kita bersyukur karena tidak perlu lagi membangun sarana baru untuk memperkenalkan atau menyebarkan aksara dan bahasa Bali. Kini, kita hanya perlu menggali lebih dalam bagaimana bahasa dan aksara Bali bisa tampil dan berkembang di dunia digital sehingga semakin dikenal dan dikagumi,” tambahnya.

Baca juga:  Angin dari Australia Picu Gelombang Tinggi di Perairan Bali

Seminar ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan bahasa dan aksara Bali dalam kehidupan modern. Dengan adanya digitalisasi, diharapkan aksara Bali semakin mudah diakses dan digunakan oleh generasi muda serta tetap relevan dalam perkembangan zaman. (Agus Pradnyana/Wahyu Widya/Pande Paron/Andin Lyra/balipost)

BAGIKAN