
MANGUPURA, BALIPOST.com – Banyak kegiatan ilegal di laut menjadi ancaman kemaritiman Indonesia. Seperti penyelundupan, baik itu penyelundupan narkoba, manusia, barang-barang elektronik, minuman keras, dan banyak lagi yang lainnya. Termasuk juga penangkapan ikan secara ilegal, serta kegiatan-kegiatan yang berdampak terhadap kerusakan lingkungan, seperti membuang limbah di laut.
Di sela-sela International Maritime Security Symposium (IMSS) ke 6 di Nusa Dua, Bali, Senin (17/2), Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Muhammad Ali menerangkan bahwa selain kegiatan ilegal, ancaman maritim juga akibat bencana alam yang diakibatkan dari laut. Seperti tsunami, cuaca yang tidak bersahabat yang sering menyebabkan kapal-kapal kecelakaan.
Ini, menjadi perhatian untuk saling bekerjasama dalam menolong setiap negara atau setiap kapal yang mengalami kendala di laut. Dengan IMSS ke 6 ini, akan dibuat komitmen bersama dengan berbagai negara untuk bekerjasama dalam menanggulangi masalah ilegal.
“Di perbatasan itu selalu ada kegiatan-kegiatan ilegal,” terang Laksamana TNI Dr Muhammad Ali.
Untuk itu antara negara yang berbatasan perlu ada kerjasama yang baik, bagaimana mencegah kegiatan-kegiatan ilegal di laut tersebut agar tidak berdampak pada masalah ekonomi dan kemanusiaan. Jadi pada simposium ini, para peserta akan melakukan kerjasama bilateral dan multilateral.
Selain membahas terkait stabilitas dan perdamaian, dalam IMSS juga dilakukan pembicaraan yang lebih mendalam untuk mencegah konflik itu meluas. Dalam simposium ini pembicaraannya lebih pada kemanusiaan dan bagaimana menanggulangi bencana-bencana serta ancaman-ancaman ilegal di laut.
“Jadi justru kita disini untuk meredakan konflik. Itu yang kita fokuskan dalam simposium ini,” papar Kasal.
Simposium Keamanan Maritim Internasional ini menjadi wadah diskusi untuk para pemimpin Angkatan Laut, pakar, serta pemangku
kepentingan dalam bidang keamanan maritim dari seluruh dunia. Mewadahi diskusi antara peserta dari dalam dan luar negeri mengenai isu-isu keamanan maritim global dan regional, dengan fokus pada diplomasi, kolaborasi dan kerjasama serta penggunaan teknologi untuk mengatasi tantangan tersebut.
Selain itu, juga untuk memberikan wawasan bagi para delegasi terkait kebijakan keamanan maritim, kerjasama dan diplomasi untuk stabilitas keamanan maritim. Serta mempererat hubungan antar Angkatan Laut dan Coast Guard melalui pertukaran pandangan dan kerjasama lintas negara.
Kegiatan ini diselenggarakan bersamaan dengan Latihan Multinasional Komodo (MNEK). Hal tersebut akan menambah dimensi baru dalam diskusi mengenai isu-isu keamanan maritim ditingkat global maupun regional, kerjasama antar kekuatan maritim serta perkembangan teknologi yang menyertainya. (Eka Adhiyasa/balipost)