
fMANGUPURA, BALIPOST.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kuta Selatan mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan meningkatkan upaya pencegahan guna menekan penyebaran penyakit ini.
Camat Kuta Selatan, I Ketut Gede Arta, tak menampik adanya lonjakan ini dan menegaskan bahwa perhatian terhadap kasus DBD telah menjadi prioritas dalam Mini Lokakarya Lintas Sektor yang diadakan baru-baru ini. Dalam pertemuan tersebut, seluruh kepala desa/lurah dan kepala lingkungan (Kaling) diajak untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pencegahan DBD.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk aktif melakukan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus, yakni Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Selain itu, kerja bakti pembersihan lingkungan juga perlu digiatkan secara rutin,” ujar Gede Arta pada Senin (17/2).
Selain itu, pihaknya menekankan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan rumah dan sekitar. “Kami harap kesadaran masyarakat semakin meningkat agar upaya pencegahan tidak hanya dilakukan saat kasus meningkat, tetapi menjadi kebiasaan sehari-hari,” tambahnya.
Sejauh ini, masyarakat mulai menunjukkan respons positif dengan aktif melakukan gotong-royong di lingkungan masing-masing. Camat berharap kesadaran ini terus berlanjut.
Ia juga mengimbau agar masyarakat yang mengalami gejala DBD dan membutuhkan perawatan segera melapor ke UPTD Puskesmas Kuta Selatan. Hal ini penting untuk memastikan penanganan yang sesuai serta pelaksanaan pemantauan entomologis (PE) guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Dengan angka yang terus meningkat, masyarakat diharapkan lebih waspada dan berperan aktif dalam mencegah penyebaran DBD. Langkah-langkah pencegahan yang disiplin dan berkelanjutan dapat menjadi kunci utama dalam menekan angka kasus DBD di wilayah Kuta Selatan.
Berdasarkan data yang diperoleh hingga 31 Desember 2024, jumlah kasus DBD di Gumi Keris mencapai 2.405 kasus, mengalami kenaikan tajam 111,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 1.137 kasus pada 2023. Lonjakan ini menempatkan Badung sebagai daerah dengan jumlah kasus DBD tertinggi kedua di Bali, setelah Kabupaten Gianyar yang mencatat 4.478 kasus.
Sedangkan, di Kuta Selatan, jumlah kasus DBD pada Desember 2024 tercatat sebanyak 48 kasus, meningkat menjadi 117 kasus pada Januari 2025, dan pada minggu pertama Februari telah mencapai 50 kasus. (Parwata/balipost)