
DENPASAR, BALIPOST.com – Tersangka Bastomi Prasetyawan, pembunuh I Kadek Parwata di Jalan Nangka Utara, Tonja, Denpasar Utara (Denut) ditahan di Rutan Polresta Denpasar. Sedangkan kasusnya ditangani Polsek Denut.
Hasil pemeriksaan sementara, pelaku ngaku selalu bawa pisau untuk jaga-jaga dan perlindungan diri.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi, Selasa (18/2) terkait perkembangan penyidikan kasus ini menjelaskan pisau tersebut diperoleh dari temannya sekitar setahun lalu. Pisau itu selalu dibawa untuk jaga diri. “Pelaku tahu korban meninggal (Kamis) paginya melalui medsos,” ujar AKP Sukadi.
Terkait narkoba jenis sabu-sabu (SS), menurut Sukadi, pelaku mengonsumsi barang terlarang ini sejak beberapa tahun lalu. Ia pakai SS sebelum bunuh korban. Saat hendak kabur ke Surabaya, pelaku kembali pakai SS bersama temannya di Muncar, Jawa Timur.
Seperti diberitakan, perburuan terhadap pelaku pembunuhan I Kadek Parwata dilakukan Tim Gabungan Polresta Denpasar, Polsek Denpasar Utara (Denut) dan Polda Jawa Timur, membuahkan hasil. Pelakunya, Bastomi Prasetyawan (33) ditangkap di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Minggu (16/2) pukul 17.00 WIB. Karena melakukan perlawanan, polisi terpaksa menembak kedua kaki pelaku.
Saat tiba di Polresta Denpasar, tersangka Bastomi Prasetyawan dites urine oleh Satresnarkoba Polresta. Hasilnya pelaku positif menggunakan SS. Ternyata pelaku mengonsumsi SS sebelum membunuh korban. Ia juga pakai SS sebelum ditangkap di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Selain menangkap tersangka Bastomi, polisi mengamankan sejumlah barang bukti yaitu pisau berisi bercak darah. Pisau tersebut dipakai membunuh korban. Selain itu juga diamankan sebilah keris kecil, taring, kalung warna perak, dua buah anak panah kecil ujungnya motif cakra terbuat dari besi dan mainan pecut terbuat dari besi.
Dari pelaku juga disita baju kaos hitam bertuliskan sastra jendra, sepasang sepatu abu-abu berisi bercak darah, satu selop tangan sebelah kiri dan celana jeans biru. Sepatu dan celana juga berisi bercak darah. (Kerta Negara/balipost)