Umat Hindu sedang menghaturkan canang sari. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali mengeluarkan Pedoman Pelaksanaan Rangkaian Rahina Suci Nyepi Tahun 1947 Saka/2025 Masehi setelah menggelar pasamuhan melibatkan Dharmaupapathi, Pemerintah Provinsi Bali, dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali pada 17 Januari 2025.

Pedoman tersebut dituangkan pada Keputusan Pengurus Harian PHDI Bali Nomor 17/SK/PHDI Bali/I/2025. Keputusan yang ditandatangi Ketua Pengurus Harian PHDI Bali, I Nyoman Kenak dan Sekretaris Putu Wirata Dwikora ini ditetapkan 23 Januari 2025 dan disosialisasikan melalui Surat Edaran PHDI Bali Nomor 08/Um.PHDI Bali/I/2025 tertanggal 30 Januari 2025.

Pedoman Nyepi yang dikeluarkan PHDI Bali untuk tahun ini masih sama dari tahun sebelumnya yang menjelaskan tahapan melasti, nyejer di Pura Desa, tawur kasanga, Nyepi, dan ngembak geni. Namun, ada pedoman yang bersifat mengkhusus menyusul Hari Suci Tumpek Wariga yang tahun ini datang bersamaan di Saniscara Kliwon Wariga.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Capai 2 Digit

Kekhususan hanya berlaku di desa adat atau keluarga yang melaksanakan pujawali/piodalan. Ini berbeda dengan Tumpek Wariga yang dirayakan seluruh umat untuk memohon kesuburan tumbuh-tumbuhan kepada manifestasi Ida Sang Hyang Widhi yakni Sang Hyang Sangkara jelang Hari Raya Galungan.

Berkenaan dengan hal ini, upacara Tumpek Wariga dapat dilaksanakan dengan memerhatikan Catur Brata Panyepian. Rangkaian upacara harus berakhir paling lambat pukul 06.30 WITA.

Baca juga:  Serpihan KRI Nanggala-402 Ditemukan, Ini Kata Panglima TNI

Hal yang sama juga berlaku untuk pelaksanaan pujawali/piodalan melalui tingkatan upacara terkecil. “Mengapa paling lambat pukul 06.30 WITA? Menurut indra pramana (penelaahan) Ida Pandita, pergantian hari terjadi pukul 06.00 (matahari terbit). Kalau selesai sebelum itu, kenanya H-1, tidak kena di hari Tumpek Wariga,” jelas Wirata.

Meski begitu, PHDI Bali berharap upacara baik Tumpek Wariga maupun pujawali/piodalan dapat selesai sebelum 06.30 WITA atau lebih baik lagi selesai pukul 06.00 WITA lebih sedikit. Hal ini untuk menjaga agar upacara tetap berlangsung sesuai harinya dan di saat bersamaan tidak mengganggu Catur Brata Penyepian.

Baca juga:  PLTU Celukan Bawang Berisiko Racuni Bali

Pedoman pelaksanaan Nyepi dengan kekhususan dari PHDI Bali ini sedikit berbeda dengan yang dikeluarkan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, terutama soal batas waktu pelaksanaan upacara. MDA membatasi waktu pelaksanaan upacara Tumpek Wariga dan pujawali/piodalan saat Nyepi sampai pukul 06.00 WITA.

PHDI Bali berpesan kepada umat Hindu agar dapat melaksanakan setiap yadnya ini baik Catur Brata Panyepian, Tumpek Wariga, maupun pujawali/piodalan. Pelaksanaan yadnya tersebut memedomani keutamaan Nyepi dengan mengurangi penggunaan dupa, tanpa tetangguran, dharmagita, atau hal-hal yang menciptakan keramaian. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN