DENPASAR, BALIPOST.com – Tumpek Landep masih dimaknai sempit sebagai otonan sarwa landep seperti keris, pisau dan kendaraan. Secara filosofis Tumpek Landep di era kekinian hendaknya dimaknai sebagai pemuliaan kepada Dewa Siwa sebagai Sang Hyang Pasupati guna mengasah pikiran atau ngelandepin idep. Setelah itu menghargai hasil karya ilmuwan dan jadilah ilmuwan atau penemu apa saja yang mempermudah hidup manusia.

Hal  itu terungkap dalam Dialog Merah Putih di Warung Bali Coffee Jl. Veteran 63 Denpasar, Rabu ( 19/2). Paruman Walaka PHDI Bali, Dr. Ketut Wartayasa, S.Ag., M.Ag., yang juga akademisi STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja mengungkapkan, dulu Tumpek Landep masih dimaknai sebatas otonan barang tajam, kemudian bergeser ke kemajuan teknologi seperti handphone. Semua itu tak salah sebagai wujud rasa terima kasih umat kepada barang yang membantu kehidupan manusia.

Kini dalam konteks filosofis sudah dibuatkan SE perayaan Tumpek Landep dikaitkan dengan Jana Kerthi yakni peningkatan SDM. Landepin manah itulah senjata kita. Artinya, jadilan SDM yang terus mengejar pengetahuan dan  pengusai Iptek.

Baca juga:  Provinsi Bali Layak Anak, Perkuat “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”

Wartayasa menambahkan dalam buku Kesatuan Tafsir Agama Hindu Tahun 1980/1981 yang disusun oleh bendesa adat, tokoh agama dan unsur pemerintah sudah diatur bentuk yadnya disesuaikan dengan kemampuan yakni kecil (bukan nista), sedang dan utama. Prinsipnya, jadikan perayaan hari suci agama untuk mempermudah hidup, bukan membebani kehidupan. Saat Hari Suci Saraswati kita merayakan turunnya ilmu pengetahuan, kemudian penguasaan Iptek diperkuat di Hari Pagerwesi dan aktualisasinya dimaknai saat Tumpek Landep.

Akademisi dari Unhi Denpasar, Dr. I Gusti Ketut Widana, M.Si., menyoroti masih ada umat yang mengedepankan ritual daripada aspek lainnya di Tumpek Landep. Sebab, sangat berbahaya kalau aspek ritual agama ini tak dicantohkan dengan filsafat atau teologi dan bisa diaktualisasikan di era kekinian.

Aspek yang dipentingkan dalam konteks kekinian adalah bagaimana kita memaknai hari suci dalam tataran filosofis guna dikontekstualkan.  Makanya dia menyebut paling baik unsur ritual ditambah intelektual akan menjadi ideal. Maka jadilah umat Hindu yang ideal menggabungkan ritual, filsafat dan kontekstual atau bisa diimplementasikan.

Baca juga:  Kaum Milenial Makin Sadar Maknai “Tumpek Landep”

Dia mengaskan Tumpek Landep adalah momentum guna mengasah dan mempertajam pikiran. Selanjutnya jadikan hari ini kita menghargai ilmuwan yang menemukan berbagai teknologi yang ikut diupacarai saat Tumpek Landep termasuk menghargai guru dan dosen.

Tidak berhenti sampai di sana, kata Gusti Widana, jadilah SDM yang jadi penemu teknologi (ilmuwan) sehingga ngelandepin idep membuahkan hasil karya yang bisa mnghidupi diri dan keluarga. ‘’Jadi, esensinya hargai dan jadilah ilmuwan,’’ tegasnya.

Menjadi ilmuwan dan SDM Hindu berkualitas inilah yang harus didorong generasi muda Bali saat ini. Dengan demikian semua hasil karya dan temuannya dihargai karena membantu kehidupan manusia.

Humas Peradah Bali, I Putu Yustika Astawa, S.Pd., mengakui anak muda Bali saat ini masih banyak yang belum paham makna Tumpek Landep. Sehabis ngotonin kendaaran sudah dianggap selesai. Bahkan sering menyalahgunakan teknologi dengan sembahyang menggunakan kewangen di Hp.

Baca juga:  Jangan Hanya Fokus Pariwisata, Pengusaha Muda Bali Diminta Garap Potensi Pertanian

Menurutnya tumpek harus dimaknai nampek (dekat) dan sradha bhakti kepada Sang Pencipta Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai taksu sekaligus pemuliaan terhadap pengetahuan dan teknologi yang membantu umat manusia. Tirtha Siwa Pasupati inilah ditunas di merajan baru dipercikkan ke kendaraan dan iptek yang membantu manusia.

Bagi dia, anak muda Bali harus kuat fislafat mengejar ilmu pengetahuan atau Taki Takining Sewaka Guna Widya. Prinsipnya, jadilan SDM yang berilmu. Menguasai ilmu berarti menguasai dunia. Untuk itu dia mengajak anak muda Bali mulat sarira menjadi SDM maju. Caranya terus belajar dan mengasah pikiran guna mencari tahu agar akhirnya menjadi tahu.

Di Tumpek Landep kita memuliakan teknologi untuk selanjutnya jadilah penemu teknologi. (Made Suecas/balipost)

 

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN