Seorang pemulung mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang dari tumpukan sampah di TPA Suwung, Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wali Kota Denpasar terpilih IGN Jaya Negara menyampaikan beberapa visi misi. Namun, di awal pemerintahan periode keduanya. Ada tiga program prioritas yaitu masalah sampah, kemacetan dan kenyamanan dan keamanan. Mengatasi darurat sampah juga dilakukan Bupati Klungkung terpilih I Made Satria.

Penanganan sampah di Denpasar, kata Jaya Negara, harus berkoordinasi dengan Pemprov Bali karena satu-satunya cara menangani sampah Denpasar adalah harus ada incenerator. “Makanya kita berharap ada pengelola besar memiliki incenerator menyelesaikan masalah sampah di Bali,” ujarnya. Sedangkan kelanjutan TPST Kesiman dikatakan akan melakukan tender ulang.

Sementara masalah kemacetan juga perlu berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk membangun sinergitas. Kemacetan di Denpasar terutama terjadi Jalan Gatot Subroto, apalagi jika nanti akan dibangun tol Mengwi – Gilimanuk yang melintasi jalan Gatsu, maka akan menjadi beban bagi Denpasar.

Baca juga:  Tak Ada Cara Lain! Pengendalian COVID-19 Harus Dilakukan untuk Bangkit

“Kalau tol Mengwi Gilimanuk dibuat tanpa jalan tembus di By-pass IB Mantra, maka akan mejadi masalah di Gatsu, dan menambah beban baru, maka ada hal-hal yang harus diusulkan ke pusat, harus ada jalan tembus ke By-pass IB Mantra dan juga truk-truk penyeberangan yang melintasi Denpasar khususnya, seharusnya melalui laut sehingga beban jalan akan berkurang. Ini sesuai dengan visinya saat kampanye yaitu Denpasar menjadi kota kreatif berbasis budaya menuju Denpasar Maju.

Program lainnya yakni membangun sekolah baru, meningkatkan kualitas sekolah mewujudkan sekolah ramah kelompok rentan, subsidi pendidikan bagi siswa yang bersekolah swasta, insentif pajak untuk lahan produksi pangan dan ternak, sawah ekowisata, sawah murni, dll.

Baca juga:  Disperindag Denpasar Gelar Lomba Desain Tas Belanja Non-Plastik

Sementara itu Bupati Klungkung terpilih I Made Satria, mengaku sudah punya skema khusus untuk menangani sampah, dalam rangka tujuan yang lebih besar penyelamatan Bali di Klungkung dari darurat sampah. Bahkan, dia menargetkan mampu mengatasi seluruh masalah tersebut dalam program 100 hari kerja setelah nanti dilantik,

Pihaknya mengaku sudah merencanakan skema penanganan sampah dengan menggandeng pihak ketiga, untuk mengakhiri polemik penanganan sampah ini. Penuntasan masalah sampah akan menjadi prioritas. Sejumlah investor bahkan dikatakan sudah ada yang masuk menawarkan langkah kerja sama, untuk melakukan penanganan sampah disana.

Baca juga:  Wisman Keluhkan Sampah Plastik di Pura Lempuyang

Satria juga sempat menyinggung terkait program 100 hari kerja setelah nantinya dilantik. Dia mengaku langkah awal yang akan dilakukan adalah memperbaiki data agar konkret.

Selanjutnya, program yang sudah berjalan baik, seperti santunan kematian akan dilanjutkan. Bahkan, akan ditingkatkan menjadi Rp2 juta. Demikian juga program bantuan ngaben massal, ini juga menjadi fokusnya dan akan ditingkatkan menjadi Rp5 juta per sawa.

Sementara untuk mendongkrak sumber-sumber pendapatan di tengah upaya efisiensi pusat, Satria mengaku sudah menyiapkan berbagai cara jitu. “Kami akan membuat akses jalan alternatif. Sehingga nanti kita bisa urai kemacetan di Nusa Penida dan bisa memberikan kenyamanan bagi wisatawan,” katanya. (Citta Maya/Bagiarta/balipost)

BAGIKAN