Suasana kriyaloka/workshop “Ngawigunayang Platform Media Sosial Anggen Nglimbakang Basa Bali" yang digelar pada Jumat (21/2) di Art Centre, Denpasar. (BP/Pande Paron)

DENPASAR, BALIPOST.com – Media sosial (medsos) tak hanya bisa digunakan untuk bertemu kenalan baru maupun mengikuti perkembangan terbaru dari keluarga, sanak saudara, teman hingga selebritas. Medsos bisa digunakan untuk melestarikan Bahasa Bali, terutama di kalangan generasi muda. Demikian terungkap dalam kriyaloka/workshop yang berjudul “Ngawigunayang Platform Media Sosial Anggen Nglimbakang Basa Bali” yang digelar pada Jumat (21/2) di Art Centre, Denpasar.

Workshop ini menghadirkan dua narasumber, salah satunya Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, S.Pd., M.Pd. Dalam presentasinya, Arya membahas pemanfaatan media sosial sebagai wadah ekspresi generasi muda dalam berbahasa Bali.

Baca juga:  Oversharing di Media Sosial, Kenali Dampaknya

Menurutnya, media sosial memiliki peran penting dalam memperkenalkan dan mempertahankan bahasa daerah di era modern. “Yowana ring Bali patut nyarengin teknologi digital mangda Basa Bali tetap ajeg miwah ngalimbak (Generasi muda Bali patut beradaptasi dengan teknologi digital agar Bahasa Bali tetap ajeg dan lestari, red),” ungkapnya.

Sementara itu, Ayu Candra Dewi, pendiri Lan Malajah, juga turut memberikan wawasan mengenai strategi pembuatan konten berbahasa Bali yang menarik dan edukatif. Ia membahas berbagai aspek penting dalam pembuatan konten, seperti pemilihan audiens, personal branding, hingga pemanfaatan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.

Baca juga:  Mantan Manajer Diskotik Diadili

Sebagai bagian dari rangkaian Bulan Bahasa Bali 2025, juga digelar Wikithon, kompetisi menulis di platform BasaBali Wiki, yang bertujuan meningkatkan literasi digital dan kontribusi terhadap konten berbasis Bahasa Bali di internet. (Agus Pradnyana/Pande Paron/balipost)

BAGIKAN