
JAKARTA, BALIPOST.com – Lebih dari 400 pegawai Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) telah diberhentikan dalam beberapa hari terakhir. Pascadibekukannya lembaga ini oleh Pemerintah AS.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, media di AS mengutip sejumlah pejabat dan karyawan USAID, juga melaporkan pemberhentian 36 pegawai Office of Transition Initiatives (OTI), unit USAID yang membantu negara mitra dalam transisi politik dan inisiatif demokrasi.
Dilaporkan pula, 200 dari pegawai USAID yang diberhentikan bekerja di biro bantuan kemanusiaan, sedangkan 200 lainnya di divisi “dukungan dan bantuan” yang menangani penyaluran bantuan untuk bencana alam dan konflik bersenjata.
Banyak pegawai yang dipecat telah bekerja di USAID selama 25 tahun dan punya pengalaman bertugas di zona konflik, termasuk di Suriah, Afghanistan, dan Ukraina.
Presiden AS Donald Trump membela keputusannya membekukan dana bantuan ke luar negeri lewat USAID.
Dia berdalih bahwa Amerika Serikat telah memberikan miliaran dolar ke “negara-negara yang membenci” AS.
“Saya putuskan untuk segera membekukan perekrutan pegawai federal, regulasi federal, dan bantuan asing,” kata Trump dalam pidatonya di Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) di Washington pada Sabtu (22/2).
“Kita memberikan miliaran dolar ke negara-negara yang membenci kita,” kata dia, menambahkan.
Trump membela langkah pemerintah AS untuk membubarkan USAID dan ribuan pegawainya dirumahkan.
Dia mengatakan telah menutup badan yang disebutnya sebagai “penipuan sayap kiri” itu.
“Nama badan itu telah dicopot dari bekas gedungnya, dan tempat itu kini akan menampung para petugas Bea Cukai dan Patroli Perbatasan,” kata Trump.
Dia memuji upayanya menghentikan pemborosan anggaran dengan mendirikan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin miliarder Elon Musk.
Dalam pidatonya, Trump juga memuji Musk, yang disebutnya “melakukan pekerjaan yang hebat,” dan menyebutkan sejumlah program di luar negeri yang dianggapnya memboroskan anggaran.
Di antara program itu adalah konservasi keanekaragaman hayati dan perilaku sosial yang bertanggung jawab di Kolombia yang menghabiskan anggaran 25 juta dolar AS (sekitar Rp408 miliar).
“Ini Kolombia di Amerika Selatan, bukan Universitas Columbia (di AS),” kata dia.
Pemerintah AS juga sedang mengungkap penipuan dalam sistem Jaminan Sosial, kata Trump, seraya berjanji bahwa di bawah kepemimpinannya, “tidak akan ada toleransi terhadap penipuan” di sana.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang ditunjuk Trump sebagai penjabat kepala USAID, sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah akan meninjau ulang badan tersebut untuk memastikan bahwa program-programnya didanai sesuai kebijakan luar negeri pemerintah AS saat ini.
Rubio, yang menilai dana USAID selama ini telah “merugikan” AS, mengatakan bahwa bantuan bisa saja dicairkan kembali atau bahkan ditingkatkan setelah evaluasi dilakukan. (kmb/balipost)